SUKOHARJO, solotrust.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sukoharjo saat ini menggencarkan adanya sosialisasi terhadap masyarakat perihal kehalalan vaksin measles dan rubela (MR) dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini dilaksanakan menyusul masih banyaknya warga yang melakukan penolakan imunisasi dengan dalih meragukan kehalalan dari vaksin MR.

MUI Sukoharjo mencatat tidak kurang dari 449 warga melakukan penolakan secara tertulis terhadap adanya imunisasi MR. Mereka tersebar secara merata di berbagai wilayah di antaranya Kartasura, Sukoharjo Kota, hingga wilayah Polokarto.

Atas penolakan tersebut, MUI Sukoharjo bersama tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, perguruan, maupun Ormas Islam melakukan visitasi pada PT Bio Farma dalam pembuatan vaksin MR tersebut.

Hasilnya, MUI meyakini secara penuh bahwa vaksin MR adalah halal. Wakil Ketua Bidang Fatwa MUI Sukoharjo, Guntur Subyantoro mengakui meski telah yakin halal terhadap vaksin ini, namun sertifikasi halal saat ini masih memiliki kendala teknis.

“Datang ke sana, ketemu dengan manajer, haqqul yaqin dari yang sudah diproduksi Bio Farma, kecuali satu yang oral polio vaksin, itu semuanya tanpa melalui benda haram. Kalau yang oral polio, saat ini masih bersinggungan dengan tripsin babi,” terang Guntur.

Namun untuk oral polio, Guntur menuturkan akan diganti dengan injeksi, sehingga yang injeksi bisa bebas dari tripsin babi.

Guntur saat ini mempertajam langkah sosialisasi dengan menggerakkan para juru dakwah atau dai untuk melakukan sosialisasi imunisasi MR pada anak. MUI secara khusus juga menyasar kepala sekolah Islam di Sukoharjo untuk dibekali pengetahuan dan fatwa tentang imunisasi MR.

Hal ini dilaksanakan agar segenap kepala sekolah bisa menyebarkan sosialisasi ini kepada para guru mereka. Selain itu, langkah ini diambil bertujuan agar nantinya para guru bisa memberikan jawaban secara sistematis kepada para orang tua yang masih ragu akan vaksin MR ini. Guntur berharap nantinya seluruh anak di wilayah Sukoharjo bisa terlayani vaksin MR.

Penulis : Arif Nuryanto
Editor : Wahyu Setiawan