SOLO, solotrust.com- Lahir di tengah kemiskinan tentu bukan pilihan. Mimpi tak pandang bulu apakah kita anak menteri atau anak petani, bermimpilah setinggi tingginya. Tak usah ragu kalau tak sanggup menggapainya. Gantungkan cita-citamu setinggi langit, maka yakin pasti bisa meraihnya dengan belajar kerja keras serta doa. Hal tersebut disampaikan oleh Bambang Pramono, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo kepada para siswa-siswi SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo dalam kunjungan ke KPw BI Solo, Selasa (22/10/2019).
Menurutnya, Gubernur Bank Indonesia pun juga berasal dari keluarga petani. Bambang juga dahulu berasal dari keluarga yang tidak mampu. Namun, dirinya memiliki mimpi dan cita-cita tinggi serta semangat dan daya juang sehingga berhasil menjadikan mimpi menajdi kenyataan. Bermimpi, berjuang dan berdoa adalah kunci keberhasilan. Kesuksesan tidak akan berhasil diraih tanpa sebuah proses yang panjang dan melelahkan. Kesuksesan tidaklah seperti membalik tangan melainkan melalui proses yang diperjuangkan.
"Saya yakin kalian adalah bibit-bibit unggul luar biasa yang akan meraih kesuksesan tersebut. Dan kami berbahagia dengan kehadiran adik-adik di saung ilmu ini yang kami harapkan dapat memberikan bekal dan ilmu kepada kalian untuk perjuangan kalian ke depan sebagai generasi penerus pemimpin bangsa," tuturnya dalam sambutan dalam acara kunjungan outing class kebansentralan yang diikuti oleh sekitar 400 adik-adik SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo serta guru pendamping.
Pihaknya mengutarakan, terdapat kesamanaan spirit antara KPw BI Solo dengan SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo, sebuah yayasan yang memiliki visi mulia yakni memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan yang berkualitas serta optimalisasi kesehatan bagi masyrakat Indonesia yang kurang mampu. Setelah mendirikan SMA Unggulan CT Arsa di Medan yang diresmikan pada tahun 2010, SMA Unggulan ini hadir di Sukoharjo pada tahun 2018 untuk menampung putra-putri terbaik dari Jawa Tengah dan DIY dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu.
Semangat memutus mata rantai kemiskinan dengan penyediaan akses terhadap pendidikan berkualitas dan sarana prasarana belajar inilah yang juga menjadi bagian dari tema Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) Indonesia Cerdas di setiap tahun. Melalui pemberian beasiswa kepada 150 mahasiswa PTN dan PTS, pembangunan BI Corner, Pojok Baca dan Dongeng, serta pemberian bantuan sarana prasarana sekolah. Program-program tersebut ditujukan untuk mencapai terciptanya SDM berkualitas dan unggul sehingga dapat memutus mata rantai kemiskinan.
Penerimaan kunjungan instansi sekolah mulai TK hingga Perguruan Tinggi merupakan salah satu bentuk edukasi kebanksentralan ke publik mengenai tugas dan peran BI utamanya ke generasi muda. Edukasi terus digencarkan sebab pemahaman masyarakat terhadap peran dan tanggung jawab BI masih terbatas. Sebagian berpandangan BI hanya bersinggungan dengan sektor perbankan atau dengan pemerintah sebagai fungsi koordinasi. Keberadaan Bank Indonesia bahkan dinilai sama dengan fungsi bank komersial secara umum, sebagai tempat menabung, meminjam uang atau mengajukan aplikasi kredit. Untuk itu, BI terus berupaya memberikan pemahaman yang benar ke masyarakat tentang keberadaan dan perannya terhadap perekonomian Indonesia melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi, salah satunya kunjungan ini.
Melalui acara ini, diharapkan generasi muda dapat mengenal visi, misi, dan lingkup tugas serta peran Bank Indonesia yang berkontribusi terhadap perekonomian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Acara ini juga diharapkan menjadi suatu bentuk literasi ekonomi dan kebanksentralan, sehingga selain memahami peran BI, peserta juga dapat lebih mempelajari dan menangkap sinyal kebijakan yang dilakukan BI sebagai bank sentral. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tunggal, Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang menjadi bidang tugasnya, Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter; Melakukan Pengawasan dan Pengaturan Makroprudensial / SSK dan Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran.
Dalam kesempatan tersebut, para siswa yang berkunjung mendapat materi Kebanksentralan meliputi tiga pilar yang menjadi bidang tugas Bank Indonesia, yaitu Moneter, SSK, dan SPPUR. Kemudian juga materi soal Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah, materi ini terkait tugas BI di bidang sistem pembayaran, dimana BI merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran. BI mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar.
Mereka juga mendapat materi Gerakan 3 D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang) untuk membedakan uang asli dan uang palsu.Pemahaman ini sangat penting karena Rupiah merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia serta merupakan salah satu simbol kedaulatan negara. Selain itu juga disampaikan Gerakan 5 J,sebagai wujud bela negara tanpa senjata. Gerakan 5 J mencakup Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi. Terakhir, Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), merupakan sebuah gerakan yang diinisasi BI dan didukung penuh oleh Pemerintah. Sedangkan GPN, masih sejalan dengan GNNT, merupakan gerakan yang ditujukan untuk dapat menciptakan kemudahan dan efisiensi di bidang sistem pembayaran non tunai.
"Kami juga tak lelah mengingatkan kepada seluruh masyarakat apabila mendapati Uang Tidak Layak Edar (uang lusuh, uang cacat, uang rusak, uang yang dicabut,
dan uang yang ditarik dari peredaran) dapat mengunjungi Bank Indonesia untuk penukaran setiap Senin–Jumat dari jam 08.30–11.00," ujarnya. (rum)
(wd)