Entertainment

Whani Dharmawan Duet Bareng Eko Santosa Luncurkan Buku

Musik & Film

4 Desember 2019 22:03 WIB

Whani Dharmawan Duet Bareng Eko Santosa meluncurkan buku Luka-Luka yang Terluka: Jejak Perkembangan Lakon

Solotrust.com - Whani Dharmawan, seorang aktor merangkap penulis bersama rekannya Eka Santosa sebagai penulis pendamping, kembali menelurkan sebuah buku berjudul ‘Luka-Luka yang Terluka: Jejak Perkembangan Lakon’.

Buku yang dicetak bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY ini diterbitkan dalam dua bahasa, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Penerjemah lakon versi Bahasa Inggris ditulis Rafaat Haji Hamzah, sedangkan terjemahan teks nonlakon versi Inggris ditulis Abdi Karya dan Ethan Chia, serta sebagai penyunting buku Elyandra Widharta. Hasil kolaborasi ini menghadirkan sebuah buku bermanfaat bagi khazanah perkembangan dunia teater saat ini.



Sebelum menulis buku ‘Luka-Luka yang Terluka: Jejak Perkembangan Lakon’, Whani pernah menulis beberapa buku, di antaranya ‘Aku Merindukan Anakku Menjadi Pembunuh’ (Galang Press, 2002), Novel Memoar ‘My Princess Olga’ (Gagas Media,2005), Novel ‘Nun’(Omahkebon Publishing, 2010), esai Spiritualitas silat ‘Andai Aku Seorang Pesilat’ (Omahkebon Publishing, 2011), Jurus Hidup Memenangi Pertarungan (Mizan, 2016), kumpulan lakon monolog ‘Sampai Depan Pintu’ (Penerbit Garudhawacana 2018), kumpulan lakon monolog ‘Suwarna-Suwarni’ (Basa Basi 2018).

Sedangkan Eko Santosa atau lebih dikenal Eko Ompong kerap menulis modul pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan guru teater, menulis makalah, dan artikel teater.

Naskah Lakon ‘Luka-Luka yang Terluka’ menceritakan dua orang tokoh tua dan muda bernama Mak Gerabik dan Mak Gerabuk, bekerja sebagai penarik gerobak. Di dalam perjalanan hidup keduanya untuk memenuhi kebutuhan, timbullah sebuah perdebatan dan juga pertanyaan-pertanyaan serta pencarian tentang bayang-bayang diri yang sangat melelahkan di antara keduanya. Ketika salah satu dari mereka, yakni Mak Gerabuk sudah mulai lelah dalam pencariannya, Mak Gerabik mencoba memberikan semangat untuk terus melanjutkan pencariannya.

Sebuah naskah lakon asyik untuk diikuti dan mencoba mengajak para pembacanya untuk kembali merenung dan mempertanyakan kembali tentang sebuah perjalanan hidupnya.

Whani sendiri dalam kata pengantarnya mengatakan, penulisan naskah lakon Luka-Luka yang Terluka ini memang mengangkat sebuah tema saling berkaitan, yakni tentang aku, diri, dan juga sosial. Sedangkan kedua tokoh Mak Gerabik dan Mak Gerabuk yang saling berdialog satu sama lain di dalam naskah merupakan sebuah bentuk personifikasi Whani yang mencoba memecah pemikiran dirinya menjadi dua dan memasukkannya ke dalam kedua tokoh dalam naskah tersebut.

Sementara itu, ketika ditemui solotrust.com belum lama ini di Rumah Banjarsari, aktor yang masuk nominasi FFI 2019 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam film Kucumbu Tubuh Indahku itu ingin mementaskan dalam bentuk dramatic reading di Solo.

”Rencana dalam waktu dekat ini akan ada pembacaan dramatic reading naskah ini bersama Ine (Sha Ine Febriyanti),” ujarnya.

Selain mengadakan dramatic reading bersama Ine Febriyanti, dirinya juga akan menggelar diskusi serta bedah buku “Luka-Luka yang Terluka: Jejak Perkembangan Lakon” bersama Eka Santosa dan beberapa orang lainnya. Naskah ini juga pernah dimainkan di Art of House Singapore pada 28 dan 29 November 2018 bersama aktor dari Singapura Rafaat Haji Hamzah. (dd)

(redaksi)