SOLO, solotrust.com – Universitas Sebelas Maret (UNS) terus berupaya memposisikan diri mencari strategi keuntungan di era Revolusi Industri 4.0 sebagai salah satu pendidikan tinggi di Asia Pasifik. Hal itu diungkapkan Wakil Kepala International Office UNS Murni Ramli.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir lanskap pendidikan tinggi di Asia Pasifik terus berkembang dan memperlihatkan sejumlah perubahan penting. Lebih lagi, kata dia, Asia memiliki sejarah kepemimpinan di sejumlah bidang utama teknologi.
“Jejak global universitas sedang direncanakan untuk berkembang lebih jauh di tahun-tahun mendatang,” kata Murni Ramli, Jumat (06/12/2019)
Murni menceritakan, salah satu langkah ditempuh UNS adalah menghadiri QS-Apple 2019 Conference & Exhibition di Fukuoka, Jepang dengan mengisi booth Pavilion Indonesia bersama universitas cluster 1, yaitu 11 universitas terbaik di Indonesia pada 26-28 November 2019 lalu.
Baginya, ajang itu merupakan peluang besar untuk berjejaring dan bertemu, menimba ilmu tentang praktik-praktik terbaik yang terjadi di lembaga sejawat, perguruan tinggi dari seluruh dunia.
“Ajang tersebut merupakan hasil kerja sama QS dengan Universitas Kyushu untuk mengatasi tantangan dan peluang revolusi industri 4.0 dan dunia yang terus menua,” ujarnya.
Murni Ramli menjelaskan ada lima track disajikan dalam QS-Apple 2019 kali ini, yaitu: Internationalizing the student body, Promoting the global employability of graduates, Internationalizing the faculty, Enhancing the global impact and reputation of research, Building a global university brand.
Ia menceritakan pengalamannya mewakili UNS dalam sesi pararel. Murni mempresentsikan tentang “Local Wisdom and University Global Branding: The Case of Universitas Sebelas Maret,” disajikan kepada para peserta QS-Apple 2019 sebagai ajang berbagi pengalaman dalam membangun sebuah global university brand.
“Presentasi tersebut berisikan pengalaman UNS dalam menerjemahkan visi ke dalam kurikulum pembelajaran, praktik penyelenggaraan International Short Course, aktivitas riset, pusat kepakaran Javanology Institute dan penilaian jawametrik,” ungkapnya.
QS-Apple 2019menjadi sarana mengeksplorasi bagaimana universitas-universitas di dunia dapat berkontribusi pada revolusi industri keempat melalui keunggulan dalam pendidikan, penelitian, dan inovasi melalui keberhasilan adopsi kemajuan teknologi, sehingga kampus dapat memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan global populasi yang menua.
Murni menambahkan, tema-tema tentang Industrial Revolution 4.0 and Ageing Societies: The Changing Roles of Universities in The Asia-Pacific yang dibahas kali ini cukup menginspirasi bagi 704 delegasi dan lebih dari 70 universitas dari benua Asia, Eropa, dan Australia hadir di QS-Apple 2019.
“Pertanyaan apakah perguruan tinggi masih relevan untuk generasi mendatang dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 cukup menggelitik para peserta. Saat ini tantangan yang dihadapi universitas adalah adaptasi dengan realitas ekonomi, demografi, politik, dan teknologi yang berubah dengan cepat,” jabarnya.
Pada kesempatan QS-Apple 2019 ini pula, kata dia, UNS juga bersepakat untuk menjalin kolaborasi dengan Chung-Ang University (CAU) Korea Selatan ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) kerja sama dalam berbagai aktivitas akademik. Disampaikannya, Vice President for International Affairs, Chung-Ang University Jun Hyun Hong menyambut baik kerja sama ini.
“Prof. Jun Hyung menyampaikan bahwa ke depan, UNS adalah mitra penting di Indonesia. Bagi mereka student mobility adalah awal yang bagus untuk membuka aktivitas-aktivitas kerja sama selanjutnya yang lebih besar,” papar dosen FKIP UNS itu. (adr)
(redaksi)