Pend & Budaya

Masih Sedikit Perguruan Tinggi Berakreditasi A

Pend & Budaya

9 Desember 2017 17:15 WIB

Ilustrasi. (pixabay)

SOLO, solotrust.com - Inspektur Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Jamal Wiwoho mendapati banyak perguruan tinggi Indonesia yang masih mementingkan kuantitas dari pada kualitas. Hal tersebut terlihat dari masih sedikitnya perguruan tinggi yang mempunyai akreditasi A.

"Para rektor biasanya bangga kalau prodinya banyak. Tapi, lebih dari 4 ribu perguruan tinggi di Indonesia, yang mendapatkan (akreditasi) A sekarang ini hanya 56. Dari 56, yang PTN hanya sekitar 28, yang swasta sekitar 17-18," kata Jamal di Auditorium Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) pada Sabtu (9/12/2017).



Seperti yang diketahui, Kemenristekdikti akan menilai performa perguruan tinggi Indonesia dari empat hal yaitu kualitas SDM, kualitas kelembagaan, kualitas kegiatan kemahasiswaan, dan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah. Adapun kualitas kelembagaan dapat diukur menggunakan pelbagai indikator, di antaranya akreditasi institusi dan akreditasi program studi. "Kelembagaan yang baik terakreditasi institusi, akreditasi prodi atau akreditasi fakultas," katanya.

Dia lantas mencontohkan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang pernah kalah dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dalam peringkat prodi. "Mengapa ITB bisa kalah dalam bidang akreditasi. Setelah kita cek, ternyata ITB punya prodi lebih dari 100. Yang akreditasi A banyak sekali tetapi ada prodi yang akreditasi B. Sedangkan PENS hanya ada 7 atau 8 prodi, tetapi semuanya terakreditasi A. Jadi kalau diprosentase, PENS menjadi 100 persen," jelasnya.

Jamal pun kembali menekankan bahwa perguruan tinggi harus lebih fokus dalam membangun kualitas daripada kuantitas.

"Sekali lagi, membangun mutu bukan kuantitas," tandasnya. (mia)

(wd)