Hard News

Astaga! Gara-gara Rem Blong, Pasutri Ini Nyungsep ke Jurang

Sosial dan Politik

17 Desember 2019 13:05 WIB

Upaya pencarian pasangan suami istri (Pasutri) yang jatuh ke jurang di Pegunungan Lio, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah

BREBES, solotrust.com – Pengendara sepeda motor masuk ke jurang di Pegunungan Lio, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah kembali terjadi. Kali ini, kecelakaan tunggal terjadi di tanjakan/turunan muncang, Desa Sindangheula, Kecamatan Banjarharjo hingga mengakibatkan pasangan suami istri (Pasutri) meninggal.

Diketahui, korban bernama Septia Bestari (24), mahasiswi asal Desa/Kecamatan Salem RT/RW. 02, Kabupaten Brebes dan Dwi Mulyo Aji (27), wiraswasta asal Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.



Dijelaskan anggota Intel Kodim 0713 Brebes wilayah Salem, Serma Wartono, kecelakaan terjadi pada Minggu (15/12/2019) sekira pukul 13.00 WIB. Kecelakaan diduga akibat gagal fungsi pengereman atau rem blong saat menuruni tanjakan/turunan Panginuman Gunung Lio wilayah Kecamatan Banjarharjo.

“Saat kecelakaan terjadi, kondisi jalan diperkirakan sedang sepi sehingga tidak ada yang melihat kejadian,” ucapnya dalam rilis yang diterima solotrust.com, Selasa (17/12/2019).

Pencarian korban dilakukan setelah mendapat laporan dari pihak keluarga suami (Dwi Mulyo Aji), mengingat keduanya belum sampai juga ke Slawi hingga Senin (16/12/2019) pukul 17.30 WIB.

“Kedua korban sebelumnya berangkat dari Desa Salem menuju rumah di Kecamatan Slawi sekira pukul 12.00 WIB (15/12/2019). Piket Koramil 13 Salem mendapat laporan via telepon dari keluarga korban di Slawi sekira pukul 18.00 WIB,” imbuh Serma Wartono.

Selanjutnya 15 menit kemudian, aparat TNI, Polsek, Banser, relawan Bangbara serta masyarakat, melakukan pencarian di sepanjang jalan provinsi Banjarharjo-Salem di kawasan Gunung Lio. Akhirnya pada pukul 20.00 WIB, kedua korban berhasil ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia di turunan/tanjakan muncang.

Jenazah yang sudah 1,5 hari 1 malam ditemukan di jurang dengan sudut kemiringan 45 derajat di kedalaman 5 meter, selanjutnya dievakuasi menggunakan dua mobil ambulans milik Puskesmas Bentar dan Salem ke Puskesmas Bandungsari, Banjarharjo guna dilakukan visum. Selain itu, relawan gabungan juga mengevakuasi sepeda motor berjenis Honda Vario dengan Nopol G 5482 EO yang mengalami rusak berat dan ditemukan pada kedalaman 10 meter.

"Pantauan kami di lokasi kejadian, almarhum dan almarhumah terbentur pohon mahoni saat motornya keluar dari jalan,” tandasnya.

Saat ini, kedua jenazah sudah diambil pihak keluarga perempuan di Desa Salem dan rencananya akan dimakamkan siang ini juga sambil menunggu keluarga dari Slawi datang.

Untuk diketahui, Septia Bestari dan Dwi Mulyo Aji menambah jumlah korban kecelakaan yang sebelumnya terjadi di kawasan Gunung Lio, mayoritas 99 persen terjadi di turunan/tanjakan Muncang dan Simpur wilayah Banjarharjo. Pasalnya, di kedua tempat ini, kanvas rem kendaraan matic biasanya sudah tidak mampu bekerja lagi (blong) jika terus dipaksa untuk mengerem dari puncak Lio.

Sejak 2018 lalu, korban jiwa sudah mencapai sebelas orang sehingga kedua korban kali ini menambah jumlah menjadi 13 orang. Kecelakaan kali ini tepat berada di samping pemasangan tanggul darurat pengaman jalan yang telah dipasang oleh TNI bersama para relawan gabungan dan masyarakat Desa Sindangheula, Banjarharjo, dan sekitarnya (21/11/2019) guna meminimalisasi korban susulan. Dengan swadaya masyarakat, mereka juga telah melakukan pemasangan tanda peringatan lalu-lintas pada delapan titik yang dianggap rawan kecelakaan di sepanjang jalan provinsi tersebut.

Atas kejadian ini, masyarakat berharap agar dinas terkait segera merespons keluhan mereka tentang realisasi pemasangan guardrail dan lampu penerangan jalan. Pun dengan pemasangan rambu-rambu lalu-lintas yang sangat penting bagi para pengendara jalan luar daerah yang kurang mengetahui kondisi turunan Gunung Lio yang terkenal ekstrem.

(redaksi)