Solotrust.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim bangga atas masuknya tradisi pencak silat sebagai warisan budaya takbenda bidang kemanusiaan versi UNESCO.
“Dimasukkannya pencak silat dalam representative list UNESCO tentu adalah kebanggaan bagi kita semua. Perjuangan yang panjang akhirnya membuahkan hasil," kata Menteri Nadiem, sebagaimana dikabarkan Kemdikbud via siaran persnya.
Baca: Tradisi Pencak Silat Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda untuk Kemanusiaan oleh UNESCO
Menurutnya, ada empat aspek pencak silat, yakni mental-spiritual, pertahanan diri, seni, dan olahraga, yang membuatnya tercatat sebagai salah satu warisan budaya takbenda (intangible cultural heritage) masyarakat Indonesia.
“Pencak Silat adalah warisan budaya masyarakat Indonesia yang masih terus hidup sampai sekarang dan sangat bernilai dalam pembentukan jati diri dan karakter di Indonesia,” ujarnya.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid di kantor Kemendikbud, Jakarta (13/12/2019), menyampaikan betapa tradisi pencak silat mampu menguatkan karakter berbudaya di Indonesia karena di sinilah generasi muda diajarkan mengendalikan diri, tubuh, dan emosi. Terbukti dengan banyak sekolah yang sudah menjadikan Pencak sebagai ekstrakurikuler.
"Jika anak-anak mendapat pelatihan yang baik, maka dimensi saling memahami dan toleransi akan terbangun. Kita lihat bahwa di perguruan pencak silat, pengendalian diri itu sangat ditekankan. Bahwa kamu punya kekuatan hebat secara fisik justru harus membuat kamu semakin merendah. Nilai inilah yang berkontribusi besar dalam ketahanan budaya," terang Hilmar.
Menurut Hilmar, pencak silat adalah suatu tradisi yang membuat orang dan masyarakat bisa mengendalikan segala macam impuls (rangsangan) dan mengarahkannya menjadi energi positif.
"Kalau itu dilakukan kita akan memiliki kehidupan sosial yang penuh kerukunan dan solidaritas. Tradisi pencak silat dianggap bisa berkontribusi terhadap bidang kemanusiaan tersebut," ujar Hilmar.
Kemendikbud sebagai institusi Pemerintah yang menaungi pemberdayaan tradisi, mempunyai tugas penting untuk mengintegrasikan pencak silat dalam pendidikan karakter.
Sebagai langkah awal, Kemendikbud akan menyelenggarakan pertemuan dengan semua komunitas pencak silat dan Kementerian Pemuda dan Olahraga supaya amanah pelestarian tradisi ini dapat berjalan dengan baik.
Baca: Turnamen Pencak Silat Tingkat Eropa Digelar di Belanda, 25 Perguruan Berlaga
"Sekolah sudah banyak yang menjadikan (tradisi) pencak silat sebagai ekstrakurikuler. Kita bisa angkat jadi bagian atau komponen pendidikan karakter. Mudah-mudahan kita bisa mengintegrasikannya ke dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)," harapnya. (Lin)
(wd)