Solotrust.com - Siapa tak kenal Freddie Figgers? Sosok milenial sukses yang kini menjabat chief executive officer (CEO) di Figgers Communication, sebuah perusahaan teknologi ternama. Kendati sukses di usia muda, namun siapa sangka pria jenius ini punya masa lalu tak mengenakkan.
Saat bayi, tepatnya setelah dilahirkan, Freddie Figgers dibuang ke tempat sampah oleh ibu kandungnya. Keberadaannya yang tak dikehendaki, akhirnya dipungut oleh orang tua angkat yang menemukannya, yakni Nathan dan Betty Figgers.
Saat sekolah, Freddie sempat diolok-olok beberapa teman yang mengetahui jati dirinya sebagai anak buangan yang ditemukan di tempat sampah.
“Ya karena saya tinggal di pedesaan, selama sesuatu terjadi, orang-orang di seluruh wilayah itu akan tahu. Ayah dan ibu saya memberi tahu saya tentang kebenaran kejadian itu dan saya merasa sangat malu,” kisahnya.
Kehidupan Freddie Figgers mengalami titik balik saat dirinya berusia sembilan tahun. Saat itu ayah angkatnya membawa satu unit komputer bekas. Freddie pun diminta membantu membetulkannya. Dari situlah terlihat keterampilan dan kejeniusan seorang Freddie kecil. Ia berhasil memperbaiki komputer itu.
Punya kemampuan mengotak-atik komputer, pada usia 12 tahun, Freddie bekerja sebagai teknisi komputer dan pada usia 15 tahun ia sudah mengelola perusahaan komputasi awan Figgers Computers seorang diri dan memiliki 150 pelanggan. Mereka memintanya membuatkan website dan juga penyimpanan.
Kini di usia masih relatif muda, yakni 30 tahun, Freddie sudah menjadi CEO di Figgers Communication, sebuah perusahaan teknologi dengan kekayaan senilai US$62 atau Rp867 miliar.Melansir Bored Panda, Freddie Figgers kini memegang empat paten dan tengah mencoba-coba teknologi serta mengembangkan hal-hal baru.
Seperti dilansir Inspirate More, saat ayah Freddie menderita Alzheimer, dia membuat sepatu dilengkapi pelacak GPS yang menyajikan komunikasi dua arah.
“Saya cukup meneleponnya dan menanyakan keberadaan ayah saya dan dia tak perlu melakukan apapun. Duduk saja dan berbicara ke arah sepatu sehingga saya bisa melacak lokasinya,” kata Freddie.
Kesuksesan yang didapat membuat Freddie tak lantas lupa dengan orang-orang di sekitarnya. Ia pun menawarkan beasiswa kepada anak muda dan membantu melunasi tagihan untuk orang tuanya.
“Saya mengubah kepedulian menjadi aksi nyata, solusi atas segala permasalahan akan membawa dampak yang nyata bagi kehidupan seseorang. Saya akan mengubah dunia menjadi lebih baik karena uang hanyalah alat, tapi tanpa alat itu, kita tak bisa mengubah kehidupan orang lain dengan memberi mereka kesempatan,” ujar Freddie Figgers. (dd)
(redaksi)