Solotrust.com -Tahukah kamu peristiwa bersejarah apa yang terjadi di Indonesia pada 31 Desember? Sejarah mencatat pada 31 Desember 1930 merupakan pembentukan penggabungan antara organisasi Jong Java, Jong Celebes, Pemuda Indonesia, dan Jong Sumatra menjadi sebuah organisasi bernama Indonesia Moeda yang bertempat di Kota Solo.
Merangkum berbagai sumber, Indonesia Moeda terbentuk dari lanjutan Kongres Pemuda saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Organisasi ini bertujuan menggalang persatuan di kalangan pelajar dan pemuda di Hindia Belanda sekaligus sebagai gerakan membangun kesadaran bertanah air, berbangsa, dan berbahasa Indonesia.
Indonesia Moeda secara tegas mengakui Sumpah Pemuda, menjunjung Bahasa Indonesia dan lagu Indonesia Raya serta bendera merah putih sebagai identitas organisasi ini. Indonesia Moeda jugalah yang ikut berperan serta mendorong serta memelopori Indonesia merdeka.
Ada banyak tokoh bangsa di organisasi ini, seperti Mohammad Yamin, Roeslan Abdulgani, Saridjah Niung (Ibu Sud), dan Sukarni yang berperan menculik Soekarno dan Hatta di peristiwa Rengasdengklok.
Ide pembentukan Indonesia Moeda diprakarsai Jong Java yang mengundang beberapa wakil perkumpulan pemuda untuk menggelar rapat di Jalan Kramat No. 106 Batavia (sekarang Gedung Sumpah Pemuda Jakarta) pada 23 April 1929. Adapun dari hasil pertemuan tercetus untuk melakukan pembentukan kongres di Kota Solo antara 28 Desember 1930 dan 2 Januari 1931 hingga kemudian lahirlah organisasi Indonesia Moeda pada 31 Desember 1930.
Setelah melakukan pembentukan organisasi,pada pertemuan berikutnya dipilihlah Ketua Pengurus Besar Indonesia Moeda, yakni Soewadji Prawiroharjo dan wakil ketua RM Joesoepadi Danoehadiningrat.
Dalam pelantikan para pengurus diberikan sebuah piagam bertuliskan,
“Majelis Pertimbangan PPKI memberi selamat putra dan putri Indonesia sudah bersatu dalam Perkumpulan Indonesia Moeda. Surakarta, 31 Desember1930 - 2 Januari 1931.” Diberikan pula sebuah palu perak sebagai lambang kepemimpinan Indonesia Moeda bertuliskan tujuan Indonesia Moeda,
“ Memperkuat rasa persatuan di kalangan pelajar-pelajar, membangunkan dan mempertahankan keinsyafan, di antaranya bahwa mereka adalah anak satu bangsa yang bertanah air satu agar tercapailah Indonesia Raya.” (dd)
(redaksi)