Solotrust.com - Pagi, awal Tahun Baru 2020 di depan pelataran Candi Sukuh banyak orang memadati tempat itu. Beberapa di antaranya melakukan arak-arakan dari dalam Candi Sukuh menuju Panggung Garuda di depan seberang Candi Sukuh.
Sambil merapal doa dan juga melakukan gerakan joget, mereka yang terdiri atas Djarot B Darsono dan Fajar Satriadi serta beberapa penari, membuka jalannya sebuah acara festival tahunan di tempat itu.
Ya, pada Hari Rabu (01/01/2020) di tempat itu kembali hadir sebuah acara bertajuk Srawung Seni Candi #16. Acara ini diselenggarakan Padepokan Lemah Putih bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Karanganyar.
“Srawung Seni Candi sudah hadir semenjak 2003 dan digagas oleh almarhum Suprapto Suryodarmo. Acara ini berujuan untuk saling mempertemukan antara seniman dan juga karya-karyanya,” ungkap pembawa acara, YE Marsyanto di sela acara.
Dalam Srawung Seni Candi #16, pengagas acara yang juga pemilik Padepokan Lemah Putih urung hadir karena telah meninggal dunia tiga hari sebelum acara ini digelar, tepatnya pada 29 Desember 2019. Meski demikian, acara Srawung Seni Candi #16 tetap berlangsung didukung beberapa seniman yang juga rekan serta anak-anak Suprapto Suryodarmo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Prapto.
Dalam acara itu, hadir beberapa seniman dari dalam dan juga luar negeri, antara lain Fajar Satriadi bersama para mahasiswa ASGA menampilkan karyanya, kemudian kolaborasi antara Anna thu Schmidt dari Jerman dengan Galih Naga Seno, Dolly Nofer, Luqmanul Chakim, dan Hanom Satrio.
Di acara itu juga tampil Nungki Nur Cahyani, Turah Hananto yang juga berkolaborasi dengan David Chotjewitz bersama Katharina Oberlink serta penampilan dari Ketoprak Ngampung yang selalu rutin setiap tahun mengisi acara Srawung Seni Candi.
Di acara tersebut juga dibagikan sejumlah bibit tanaman kepada para penonton dan juga pengunjung. Bibit tanaman itu diharapkan bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing sebagai salah satu upaya melakukan penghijauan. (dd)
(redaksi)