SOLO, solotrust.com – Sebanyak 4000 kue keranjang bakal dibagikan secara gratis kepada masyarakat dalam puncak acara Karnaval Grebeg Sudiro di kawasan Pasar Gede, Sudiroprajan, Jebres, Solo, Minggu (19/01/2020) mendatang.
Dalam puncak Grebeg Sudiro juga dilaksanakan kirab, diikuti sekira 60 kelompok masyarakat menampilkan potensinya masing-masing. Ajang Grebeg Sudiro sudah berlangsung sejak 2008 menjadi cermin akulturasi budaya antara etnis Tionghoa dan masyarakat Jawa di Kota Solo. Kirab dimulai pukul 13.00 WIB.
Jodang utama yang dikirab dalam karnaval budaya Grebeg Sudiro 2020 berbeda dari tahun lalu. Jika pada 2019 menampilkan jodang berbentuk miniatur ikon Kota Solo berupa Stasiun Jebres dan kelenteng, tahun ini ikon yang ditampilkan adalah miniatur Jembatan Keris Gilingan dan Balai Kota Solo. Ada pula jodang dari RW di Kelurahan Sudiroprajan serta jodang buah dan sayur dari Pasar Gede. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo rencananya juga ikut dalam kirab mengelilingi kawasan Sudiroprajan.
"Sama seperti tahun lalu, nanti ada sebanyak 4000 kue keranjang yang dibagikan. Grebeg Sudiro menjadi integrasi sosial dan pluralisme di Solo, akulturasi budaya, khususnya Jawa dan Tionghoa, serta mendukung program-program kebudayaan dan kepariwisataan Kota Solo," ujar Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2020, Arga Dwi Setiyawan dalam jumpa pers di Pendopo Kelurahan Sudiroprajan, Kamis (09/01/2020)
Selain acara karnaval dalam rangkaian acara Grebeg Sudiro 15-25 Januari 2020, masyarakat dapat menyaksikan berbagai kegiatan lain untuk menyambut Tahun Baru Imlek di Kota Solo. Beberapa acara yang dimaksud, antara lain Umbul Mantram dengan tema Kembul Bujono Street Food (16/01/2020), bazaar potensi (15-25/01/2020), menaiki Wisata Perahu Hias Kali Pepe (15-24/01/2020), dan kesenian budaya Kelurahan Sudiroprajan serta penampilan band pada malam Imlek (24/01/2020).
Di tahun ke-13 ini, Grebeg Sudiro menampilkan sisi milenialnya, digarap pemuda-pemudi warga Kelurahan Sudiroprajan, Kelenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede berupaya memberikan identitas budaya Kota Solo yang khas secara modern, namun tidak meninggalkan pakemnya dengan konsep budaya nasional dengan tema Bersinergi Merawat Kebhinekaan.
“Wisata perahu nanti pengunjung bisa menikmati aneka ragam mural bertema nasionalisme yang beberapa waktu lalu kami gelar lomba untuk menghiasi dinding Kali Pepe. Kami mendapat bantuan dana pengembangan dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang diharapkan mampu diwujudkan berskala internasional, dengan potensi wahana interaksi dan edukasi budaya yang dimiliki dan menjadi salah satu kegiatan pelestarian budaya,” paparnya.
Sementara itu, Lurah Sudiroprajan, Dalimo mendukung sepenuhnya kegiatan yang bertujuan untuk merawat dan menggugah kebhinekaan yang menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.
“Merawat kebhinekaan, diharapkan ada interaksi. Nah dari interaksi muncul kolaborasi dan persatuan yang menjadi keindahan, semangat untuk menggugah kebhinekaan elemen bangsa inilah yang ditonjolkan pada Grebeg Sudiro,” ujar Dalimo. (adr)
(redaksi)