SOLO, solotrust.com- Momentum liburan akhir tahun, beberapa pedagang Pasar Klewer Solo mengeluh sepi pembeli. Sebab, omset penjualan mereka justru menurun dibanding sebelum terjadi kebakaran 2014 lalu. Bahkan untuk menembus omset sebesar Rp 2 juta mereka mengaku kesulitan.
Salah seorang pedagang, Katini di Toko Bima Los AA mengatakan jumlah pembeli berkurang, dibanding kondisi sebelum kebakaran padahal dulu kiosnya ramai sekali. Meski begitu, dirinya mengaku kurang begitu memperhatikan berapa persen terjadinya penurunan omset tersebut.
"Apalagi terjadi rolling lokasi pedagang dari lantai atas ke lantai bawah dan sebaliknya. Akibatnya pelanggan bingung mencari kios, mereka capek muter-muter pasar akhirnya beli di kios yang bukan langganan. Kendalanya itu," paparnya.
Dari pengamatannya sejauh ini, Pasar Klewer pada saat musim haji terasa sepi. Selepas musim haji dan bulan Suro, kondisi mulai ramai meski tidak sebanding dengan kondisi sebelum kebakaran dulu. Hingga datang momen Natal dan Tahun Baru ini tidak dirasakan dampak positif yang signifikan terhadap omset.
Senada, salah seorang pedagang, Mari di Toko Dadi Tresno Los A50 juga merasakan kondisi saat ini tidak terlalu ramai dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Sekarang sepi, ramai waktu yang dulu. Kondisinya biasa, ya laku. Kemarin (25/12) puncak ramainya sekarang menurun," ujarnya.
Kenaikan omset, kata Mari, dibanding hari biasa tidak sampai 10 persen. Laku rata-rata di hari biasa mulai Rp 200 ribuan sampai Rp 1 jutaan per- hari. Tapi kondisi itu tidak pasti malah dagangannya pernah tidak laku sama sekali. Terkait momen libur panjang akhir tahun, dirinya mengeluh kesulitan meraih omset Rp 2 juta. Pembeli tidak hanya dari Solo sekitarnya tapi juga luar kota seperti Ngawi. Ada yang membeli untuk dijual lagi ada yang untuk dipakai sendiri.
Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab kondisi sepi yaitu semakin banyaknya pusat perbelanjaan di Solo sekitarnya. Munculnya pedagang yang berjualan secara online sedangkan dirinya memilih cara konvensional, menunggu pembeli datang. Selain itu kondisi lorong di bangunan pasar baru sempit berakibat pelanggan susah mencari kios. Terlebih kios miliknya terkena pilar sehingga susah untuk menyimpan atau memajang barang dagangan.
"Jaman dulu sebelum kebakaran banyak omsetnya, sekarang Pasar Klewer tidak ada apa-apanya. Mau bagaimana lagi, saya menerima keadaan apa adanya. Harapannya tahun depan kondisi makin baik," kata Mari.
Dari pengamatan solotrust.com, tak hanya turis domestik namun juga turis asing yang berburu batik, kain, atau produk fashion lain di Pasar Klewer. Salah satunya turis asal Jepang bernama Nobuyuki Fukuda (67) yang datang ke Solo untuk liburan. Dirinya mengaku sengaja ke Klewer untuk mencari batik tradisional dan kurang suka batik yang terlalu berwarna. (Arum)
(wd)