Solotrust.com- Waktu sudah mulai beranjak sore saat Solotrust.com mendatangi para seniman yang tergabung dalam Komunitas Mojopolo Sukoharjo, di daerah Dusun Winong Ragilan, Mojolaban, Sukoharjo. Di dalam sebuah rumah pendopo sederhana milik ketua Komunitas Mojopolo, puluhan anggota komunitas tengah berkumpul bersama saat itu untuk pembagian sembako.
Komunitas Mojopolo sendiri, merupakan sebuah komunitas dari para pegiat entertainment yang berada di seputaran Mojolaban dan Polokarto.
Dalam masa pandemi Covid-19 ini, Komunitas Mojopolo Sukoharjo juga merasakan dampak dari adanya wabah virus corona, yang masih merebak di berbagai daerah di tanah air.
Salah seorang anggota Komunitas Mojopolo Agus ‘Es Teh’ saat diwawancarai Solotrust.com di sela – sela pemberian sembako yang dilakukan oleh Ninja Xpress pada Rabu (13/5/2020) mengatakan, “Ya kalau dibilang sejauh mana terdampaknya memang tidak bisa digambarkan, karena memang mata pencaharian teman – teman ini di bidang entertainment dalam dunia pertunjukan. Pada dasarnya seni pertunjukan yang pertama kali langsung distop oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran pandemic ini. Jadi ini sangat berdampak sekali bagi teman – teman jadi pekerjan, mata pencarian, perkembangan untuk melanjutkan usaha – usahanya langsung stop.”
Anggota dari Komunitas Mojopolo sendiri tidak hanya dari seniman pemusik saja tetapi juga ada crew sound, crew gamelan, perupa, dalang dan juga masih banyak lagi seniman dan para pekerja seni yang terdaftar menjadi anggota. Untuk jumlah anggota Komunitas Mojopolo sendiri saat ini berjumlah sekitar 200 anggota yang tergabung dalam Komunitas Mojopolo dan hampir semuanya bingung karena banyaknya agenda – agenda seni serta entertainment yang biasanya menjadi mata pencaharian mereka tidak ada.
“Dengan adanya bantuan seperti ini dari teman – teman, tentunya minimal menjadi sebuah penyemangat, saling bersatu dan saling membantu satu sama lainnya.” tambah Agus ‘Es Teh.’
Untuk menyiasati keadaan seperti sekarang ini, para anggota Komunitas Mojopolo terpaksa harus beralih profesi dengan berbagai aktivitas sperti bekerja serabutan, penjual online, dan sebagainya untuk sebisa mungkin memenuhi kebutuhan sehari – hari.
Pada kesempatan itu ketua Komunitas Mojopolo Tri Wahyudi merasa terharu dan berkaca - kaca saat mendapatkan bantuan, sebab selama ini Komunitas Mojopolo sering membantu apabila ada kejadian bencana alam seperti Tanah Longsor di Palu, kemudian bencana alam di Donggala serta bencana – bencana lainnya dengan cara mengamen. Selain itu juga Komunitas Mojopolo juga pernah membedah rumah warga supaya lebih layak huni.
“Senang sekali tadi (hingga tidak bisa berkata – kata ) karena teman – teman merasa terbantu dan diperingan bebannya dan sangat bermanfaat untuk teman – teman.” terang Tri Wahyudi.
Ketua Komunitas Mojopolo tersebut menambahkan bahwa Komunitas Mojopolo di bentuk sekitar tahun 2017 untuk mewadahi para seniman yang berkecimpung di dunia seni serta entertainment di wilayah Mojolaban dan Polokarto Sukoharjo. (dd)
(wd)