Hard News

Pedagang Pasar Cepogo Boyolali Terpapar Covid-19

Jateng & DIY

9 Juni 2020 10:19 WIB

Ilustrasi (Dok. Istimewa)

BOYOLALI, solotrust.com - Sebanyak 33 kasus positif Covid-19 tercatat ada di Kabupaten Boyolali. Diketahui, klaster senting, Kecamatan Sambi paling banyak dalam kasus ini.

“Dari klaster senting ada penambahan tiga kasus. Masing-masing berinisial DM (41), IM (21), dan PU yang masih berusia 2,5 tahun,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina, Senin (08/06/2020).



Ketiga orang itu diketahui masih satu keluarga. Dari ketiga itu menyusul ST, DW, dan SH yang sudah lebih dulu dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

“Saat ini, ketiga orang penderita Covid-19 tersebut sudah dirawat di rumah sakit darurat (RSD) Covid-19 Boyolali. Sementara tujuh anggota keluarga lainnya yang negatif sudah kembali ke Jakarta,” ujar Ratri Survivalina.

Selain ketiga pasien Covid-19 itu, ada lagi satu kasus Covid-19 meninggal dunia berinisial DR (54) dari Kecamatan Andong. Sebelum meninggal dunia, kasus berkode 030 itu merupakan pelaku perjalanan dari Kabupaten Demak.

“Saat masih berada di Demak, pasien sudah mengalami gejala sakit. Ia kemudian dibawa pulang ke Boyolali dan langsung diperiksakan ke RSUD. Setelah meninggal, ia dimakamkan di Demak dengan protokol kesehatan,” kata Ratri Survivalina.

Setelah itu, lanjutnya, ada tambahan kasus Covid-19 berinisal SM, usia 73 tahun dari Kecamatan Banyudono dan JU 51 tahun.

“Ada lagi dari Kecamatan Cepogo. Daftar ini menambah panjang penderita Covid-19 di Boyolali. Namun, saat ini belum diketahui sumber penularan Covid-19 terhadap SM. Sedangkan JU yang merupakan seorang pedagang di Pasar Cepogo terindikasi tertular dari pasar tersebut. Sebab, pedagang di Pasar Cepogo berasal dari berbagai wilayah di Jawa Tengah,” terang Ratri Survivalina.  

Adapun hingga kini, pihaknya juga menerima hasil pemeriksaan PCR mandiri dari salah satu warga terkonfirmasi positif Covid-19. Inisal YP (53) diketahui warga Kecamatan Banyudono yang diharuskan periksa PCR mandiri sebelum melakukan penerbangan menjadi kasus ke-33 di Boyolali.

“Pihak yang bersangkutan merupakan pelaku perjalanan dari luar Jawa. Sudah tiga bulan lalu dia berada di Boyolali,” pungkasnya. (jaka) 

(redaksi)