BOYOLALI, solotrust.com - Pandemi Covid-19 tak bisa dimungkiri telah memengaruhi mekanisme pasar, bukan hanya berdampak pada fundamental ekonomi riil saja. Terganggunya mekanisme pasar ini, tak pelak dapat menghilangkan surplus ekonomi yang memengaruhi permintaan dan penawaran pada sektor industri.
Pandemi Covid-19 telah berdampak pada jumlah produksi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini terlihat dari anjloknya jumlah produksi sebesar 50 persen dan UMKM mengalami peningkatan jumlah produksi 18,28 persen pada Desember 2022.
Seperti diketahui, UMKM merupakan urat nadi perekonomian daerah dan nasional. Secara umum sektor riil ini dalam perekonomian nasional memiliki peran utama dalam kegiatan ekonomi dan penyedia lapangan kerja terbesar.
Selain itu UMKM juga merupakan pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta kontribusinya terhadap neraca pembayaran.
Di perekonomian nasional, UMKM memiliki peran penting, khususnya dalam perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan, dan pengurangan kemiskinan.
Selama dua tahun pandemi Covid-19, pasar mengalami ketidakstabilan signifikan, terutama di sektor tertentu, seperti pariwisata dan perjalanan. Kendati demikian, beberapa sektor seperti e-commerce, teknologi kesehatan, dan kebutuhan dasar berupa bahan makanan dan obat-obatan mengalami peningkatan penjualan.
Adanya vaksinasi dan pembukaan kembali ekonomi, pasar diyakini akan kembali membaik secara bertahap dalam beberapa tahun mendatang. E-commerce menjadi salah satu sektor terus tumbuh selama pandemi dan diharapkan akan terus berkembang di masa depan.
Adapun untuk meningkatkan penjualan UMKM pasca pandemi, beberapa strategi dapat dilakukan, seperti memanfaatkan teknologi untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan kualitas produk atau layanan, dan beradaptasi dengan kebiasaan konsumen yang berubah. (Laras)
*) Berbagai Sumber
(and_)