Serba serbi

Fakta Menarik Thermo Gun untuk Pengecekan Suhu Tubuh

Kesehatan

8 Agustus 2020 15:31 WIB

dr Shela dan dr Budi memperagakan penggunaan thermo gun. (Foto: Komunikasi Kebencanaan BNPB - Ranti Kartikaningrum D)

JAKARTA, solotrust.com - Salah satu gejala infeksi virus SARS-CoV-2 adalah demam atau peningkatan suhu tubuh. Ini melatarbelakangi pengecekan suhu tubuh dengan menggunakan thermo gun saat individu akan memasuki kawasan kantor atau fasilitas umum.  

Beberapa waktu lalu, publik sempat dihebohkan mengenai isu thermo gun yang dapat merusak sel otak manusia karena memancarkan laser. Thermo gun merupakan salah satu jenis termometer atau alat pengukur temperatur tubuh, umumnya diarahkan ke dahi.



Penggunaan thermo gun menjadi alat andalan dalam mengukur suhu tubuh seseorang secara cepat dan tanpa kontak. Kesalahpahaman mengenai thermo gun dibantah tim pakar dan dokter muda Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Shela Rachmayanti.

“Sekali lagi, thermometer ini tidak mengeluarkan sinar yang bisa mengeluarkan radiasi, jadi tidak berbahaya untuk otak maupun syaraf yang ada di mata,” jelas dokter Shela dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Nasional, Jakarta (07/08/2020), dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Pada kesempatan itu, Shela Rachmayanti juga menjelaskan pengukuran suhu menjadi penting di masa pandemi ini karena suhu tubuh merupakan gejala paling mudah untuk dilihat dan diukur dibanding gejala lainnya, seperti batuk kering, sesak napas, rasa lemah, atau nyeri sendi.  

“Suhu tubuh penting untuk diukur sebagai salah satu penapisan pada setiap kondisi, terutama saat masuk-masuk ke tempat umum. Nah, suhu tubuh normal itu biasanya di kisaran 36,5- 37,5 derajat Celsius, lebih dari itu kita perlu waspada,” tambah dia.

Sementara itu, tim pakar dan dokter muda Satgas Covid-19 dr Budi Santoso menjelaskan mengenai tujuan pengukuran suhu tubuh, yakni untuk mengetahui suhu sumbu tubuh yang berada di bagian dalam atau core body temperature.

“Pengukuran core body temperature dapat diukur dari dahi, lubang telinga, rongga mulut, ketiak, dan dubur yang menjadi titik ideal dalam pengukuran suhu tubuh karena paling mendekati dengan core body temperature,” jelasnya.

Melalui penjelasan itu, dokter Budi meluruskan kesalahpahaman mengenai pengecekan suhu tubuh di pergelangan tangan karena tidak ideal dan kurang akurat dalam mengukur suhu tubuh seseorang.

“Kita bisa lihat perbedaan antara pada bagian kepala dan juga pada bagian tangan dan kaki. Suhu tubuh pada bagian tangan dan kaki pasti kalau diukur suhunya itu sudah jauh dari suhu sumbu tubuh atau core body temperature. Jadi hasil suhu tubuh yang dihasilkan dari pemeriksaan itu jadi tidak akurat lagi,” pungkas dia.

(redaksi)