Solotrust.com - 42 tahun merupakan usia matang dan sudah tidak muda lagi. Banyak pengalaman pahit maupun manis, suka maupun duka dialami selama perjalanan waktu itu. Demikian halnya dengan sebuah padepokan seni yang telah melahirkan ratusan, bahkan mungkin ribuan orang yang setia berkarya mewarnai perjalanan berdirinya tempat tersebut.
Ya, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja telah menginjak usia 42 tahun. Padepokan berlokasi di Desa Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul didirikan seorang seniman maestro Bagong Kussudiardja pada 3 Oktober 1978.
Butet Kartaredjasa, salah seorang anak Bagong Kussudiardja di akun Instagramnya, @masbutet mengenang kembali saat ayahnya mendirikan padepokan yang kini masih kokoh berdiri dan menggelar berbagai program kesenian.
"Pak Bagong ketika itu baru berusia 50 tahun mendirikan sebuah Padepokan Seni," tulis Butet Kartaredjasa pada postingannya, Jumat (03/10/2020).
Diungkapkan, saat itu desa yang semula sepi, suasananya menjadi ramai didatangi banyak seniman serta para tokoh penting di bidang pendidikan dan kebudayaan.
"Sebuah keputusan nekat. Tanpa modal harta, tanpa keahlian di bidang pedagogi. Hanya karena gara-gara dua tahun sebelumnya melihat kehidupan pesantren di Pabelan, Mungkid, Magelang lantaran beliaunya ikut syuting film 'Al-Kautsar' di situ," lanjut Butet mengenang kembali awal ketertarikan ayahnya mendirikan sebuah padepokan.
Suasana rukun penuh adab kesantunan di pesantren, mendasari mendiang Bagong Kussudiardja membuat sebuah padepokan yang kelak mengajarkan kesenian dengan porsi 70 persen praktik dan 30 persen teori.
"Kalau di pesantren dari subuh sampai malam orang belajar agama. Nanti di padepokan dari subuh sampai malam latihan seni, berpikir seni, mengolah, dan berkarya seni," tulis Butet Kartaredjasa menceritakan apa yang pernah dikatakan ayahnya pada suatu masa. (dd)
(redaksi)