Hard News

BNPB Imbau Masyarakat Waspada Ancaman Bahaya Hidrometeorologi

Hard News

02 November 2020 11:31 WIB

Ilustrasi petir (Pixabay)

JAKARTA, solotrust.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bahaya hidrometeorologi yang dapat berujung bencana. Memasuki musim hujan, fenomena La Nina dapat berdampak buruk pada curah hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi, Kepala BNPB, Doni Monardo mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga. Ia mengingatkan warga yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 derajat atau rawan longsor untuk lebih berhati-hati.



“Ikuti terus info BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika),” ujar Doni Monardo yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui pesan digital, Minggu (01/11/2020), dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Ia juga meminta warga untuk mengantisipasi pohon mudah tumbang atau patah batangnya. Demikian pula dengan tiang listrik yang korsleting dan roboh tertimpa pohon.

Pada awal September 2020 lalu, BNPB telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi. Salah satunya dengan melakukan koordinasi multipihak di setiap wilayah administrasi.

Di samping itu, setiap keluarga dapat meningkatkan upaya peringatan dini dengan memantau informasi cuaca dari BMKG. Warga dapat memantau prakiraan cuaca harian hingga ke tingkat kecamatan melalui aplikasi Info BMKG, sehingga dapat mempersiapkan atau mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi.

Masyarakat dapat pula memberikan informasi terkait kondisi terkini sehingga membantu otoritas setempat untuk penanganan darurat maupun kewaspadaan warga lainnya. Melalui PetaBencana.id, warga dapat mengirimkan konten informasi melalui media sosial.

Sementara itu, data BNPB dari awal Januari hingga 31 Oktober 2020, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana di Tanah Air. Tercatat hingga akhir Oktober 2020, total bencana alam berjumlah 2.401 kejadian.

Jenis kejadian bencana alam tertinggi, yakni banjir dengan 865 kejadian, sedangkan kejadian lainnya puting beliung 690, tanah longsor 447, kebakaran hutan dan lahan 321, gelombang pasang atau abrasi 29, kekeringan 29, gempa bumi 5, dan letusan gunung api 5.

Adapun dari sejumlah kejadian itu, jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi mencapai 319 jiwa meninggal dunia dengan rincian banjir 205 jiwa, tanah longsor 101, dan puting beliung 13, sedangkan 25 jiwa dinyatakan hilang.

(redaksi)