Hard News

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, 550 Warga Mengungsi

Hard News

1 Desember 2020 12:31 WIB

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung Api Semeru mengeluarkan awan panas guguran (Dok. Istimewa)

JAKARTA, solotrust.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung Api Semeru mengeluarkan awan panas guguran. Gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa (01/12/2020), pukul 01.23 WIB.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Raditya Jati, menyampaikan berdasarkan data sementara pada Selasa pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik, yakni di pos pantau sebanyak 300 jiwa, sedangkan sisanya di Desa Supiturang. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum, dan masker. 



"Lokasi berpotensi terdampak aktivitas vulkanik, yakni Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo, dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro. Sejumlah desa tersebut berada di Kabupaten Lumajang," sebutnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Sinergi upaya penanganan darurat dilakukan berbagai pihak. Penanganan darurat dipimpin BPBD Kabupaten Lumajang membuka pos pengungsian lapangan di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Di samping itu, untuk menghindari abu vulkanik dan penerapan protokol kesehatan, BPBD dan dinas kesehatan membagikan 4000 masker, sedangkan dinas sosial mempersiapkan operasional dapur umum. Pihak lain, seperti TNI, Polri, dan dinas terkait turut mendukung penanganan darurat di lapangan. 

PVMBG menurut Raditya Jati, merekomendasikan beberapa poin, di antaranya masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng Selatan-Tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas, serta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.

"Status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau Waspada," ungkapnya.

Melihat secara kronologi, secara visual pada periode 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. 

Erupsi terjadi menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak. Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020. 

Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng. 

Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 km ke arah Besok Kobokan di sektor Tenggara dari puncak Gunung Semeru.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang untuk mendapatkan perkembangan terkini pasca awan panas guguran terjadi dini hari tadi. 

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya