JAKARTA, solotrust.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, khususnya menjelang puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2021..
Puncak musim hujan kembali disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada awal Desember 2020. Disebutkan, sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari 2021. Berdasarkan informasi BMKG pada 8 Desember 2020 lalu, anomali iklim La Nina terpantau masih berlangsung di Samudra Pasifik dengan intensitas level "moderat".
“Suhu muka laut Samudra Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar -1.4°C, sehingga perkembangan saat ini menunjukkan intensitas La Nina moderat yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode Januari-Maret 2021, kemudian akan melemah pada Bulan Mei 2021,” ungkap Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal dalam rilisnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id, Sabtu (12/12/2020).
Lebih lanjut, Herizal menambahkan,musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan berlangsung hingga April 2021. Peningkatan kewaspadaan diperlukan pada daerah-daerah yang diprediksi akan mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria tinggi hingga sangat tinggi atau lebih besar 300 mm per bulan pada Desember 2020-Januari 2021.
Daerah-daerah yang dimaksud, antara lain berpeluang terjadi di pesisir Barat Sumatra, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian Barat dan Tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua.
“Puncak musim hujan 2020/2021 diprediksikan untuk sebagian besar wilayah akan terjadi pada Bulan Januari-Februari 2021 yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia,” kata Herizal.
Sementara melihat kejadian bencana hidrometeorologi, data BNPB dari 1 Januari hingga 11 Desember 2020 mencatat bencana banjir mengakibatkan sebanyak 795.563 rumah terendam, serta rumah rusak berat 7.224 unit, rusak sedang 3.479, dan rusak ringan 12.735. Bencana hidrometeorologi juga berdampak pada jatuhnya korban meninggal 224 jiwa, hilang 26, luka-luka 271, dan mengungsi atau terdampak mencapai 4,19 juta.
(redaksi)