Hard News

Masuk Musim Penghujan, Awas Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi Mengintai!

Nasional

7 November 2024 15:43 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay/music4life)

JAKARTA, solotrust.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada dan siap-siaga menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi.

"Pemerintah daerah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan. Adanya fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025. Situasi ini juga berpotensi meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi," ungkap Dwikorita Karnawati di Jakarta, Rabu (06/11/2024), dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, bmkg.go.id.



Lebih lanjut Dwikorita Karnawati mengatakan, pemerintah juga harus meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau rentan terhadap banjir, seperti penyiapan kapasitas pada sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.

"Selain itu juga perlu dipastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau," ujarnya.

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, mengungkapkan saat ini sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di Sumatra, sebagian Kalimantan dan sebagian Jawa bagian tengah hingga Barat telah memasuki musim hujan. Sementara itu wilayah Pulau Jawa lainnya diprediksi akan memasuki musim hujan pada dasarian II November 2024.

"Baru saja masuk musim penghujan, tapi beberapa kejadian bencana hidrometeorologi sudah terjadi seperti banjir dan tanah longsor yang terjadi di Bogor dan Sukabumi Jawa Barat. Karenanya, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait untuk waspada, jangan lengah," imbuhnya.

Guswanto memaparkan, berdasarkan hasil analisis mingguan BMKG terdapat potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir atau angin kencang selama sepekan ke depan (7-12 November 2024).

Kondisi ini, kata dia, terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhi dinamika atmosfer di Indonesia yang berdampak pada potensi peningkatan intensitas hujan di sejumlah wilayah. Dampak peningkatan hujan ini tidak hanya dirasakan masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari, namun juga berpengaruh pada aktivitas penerbangan dan pelayaran.

"Kami juga mengimbau kepada pengguna, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi, terutama laut dan udara untuk juga mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem ini," tutur Guswanto.

"Juga kepada nelayan untuk tidak memaksakan diri melaut jika cuaca sedang buruk. Pantau terus kondisi cuaca, angin dan tinggi gelombang melalui aplikasi InfoBMKG," tambah dia.

Dampak Siklon Tropis Yinxing bagi Indonesia

Sementara itu, BMKG juga memonitor adanya Siklon Tropis Yinxing di sekitar Laut Filipina. Siklon ini, terang Guswanto, memengaruhi dinamika cuaca di wilayah Indonesia.

"Siklon Tropis Yinxing diprediksikan meningkat intensitasnya dalam 24 jam ke depan dan teramati bergerak semakin menjauhi wilayah Indonesia, namun pertumbuhan Siklon Tropis ini dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24 hingga 48 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara," papar Guswanto.

"Selain itu, pengaruh siklon ini juga menyebabkan peningkatan tinggi gelombang laut antara 1,25 hingga 2,5 meter (kategori laut sedang) di wilayah perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera." imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik, Andri Ramdhani menambahkan, berdasarkan pemantauan dilakukan BMKG diketahui fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga berdampak pada meningkatnya ketersediaan massa uap air basah dan memicu gangguan pola angin yang dapat mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.

Di saat bersamaan, kata dia, labilitas lokal yang kuat serta adanya pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di beberapa wilayah Indonesia mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.

"Maka dari itu, dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak ikutannya berupa bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia," pungkasnya.

(and_)

Berita Terkait

Harga Pepaya Tomat Anjlok, Petani di Musuk Boyolali Rugi Jutaan Rupiah

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Jelang Mudik Lebaran 2025

BMKG Sediakan Informasi Cuaca Terintegrasi, Dukung Kelancaran Mudik Lebaran 2025

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia di Awal Februari 2025

Mau Liburan Nataru? BMKG: Cek Info Cuaca Sebelum Berpergian!

Waspada 3 Hari ke Depan! BMKG Deteksi Bibit Siklon di Samudra Hindia Barat Daya Banten

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem, meski Sebagian Besar Wilayah Masuk Musim Kemarau

BMKG: Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah

Masuk Pancaroba, BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Mengintai!

Warga Jateng Diminta Siap Hadapi Cuaca Ekstrim hingga Besok!

BMKG Peringatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi Usai Gempa

Jelang Puncak Musim Hujan, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Oktober Mulai Hujan, Waspadai Dampak La Nina!

Pastikan Keselamatan Perjalanan Lebaran 2025, BMKG Intensifkan Layanan Informasi Cuaca Maritim

Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Sebut Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia

Tangani Banjir di Beberapa Wilayah, Pemerintah Terjunkan Tenaga Kebencanaan dan Salurkan Bantuan

Waspadai Eskalasi Cuaca Ekstrem di Jateng dan DIY, BMKG Ingatkan Potensi Bencana

Waspadai Bencana Hidrometeorologi, La Nina Berlangsung hingga April 2025

Indonesia Berpotensi Gempa Super, BMKG Beri Peringatan

Pastikan Keselamatan Perjalanan Lebaran 2025, BMKG Intensifkan Layanan Informasi Cuaca Maritim

Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Sebut Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Jelang Mudik Lebaran 2025

Tangani Banjir di Beberapa Wilayah, Pemerintah Terjunkan Tenaga Kebencanaan dan Salurkan Bantuan

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia di Awal Februari 2025

BMKG: Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah

Berita Lainnya