Hard News

3 Tahun Pantau Bengawan Solo, Bang Toyib: Pantau Sungai Seperti Hobi

Jateng & DIY

14 Desember 2020 16:31 WIB

Bang Toyib, petugas pemantau BBWS pos Jurug (Foto: facebook.com/bangtoyib.putrabengawan)

SOLO, solotrust.com – Bengawan Solo sebagai ikon Kota Solo sudah menjadi bagian penting bagi warga kota budaya tersebut. Suparjo Joko Widodo alias Bang Toyib, pria yang bertugas sebagai penjaga pos pantau Jurug menganggap pekerjaannya sebagai hobi.

Selama tiga tahun bertugas sejak 2017 lalu tentu banyak suka duka sudah dialaminya, mulai dari banjir hingga tak bisa pulang karena harus selalu memantau debit air yang mengalir di sungai terbesar di Pulau Jawa itu.



Sejak awal tugasnya, Bang Toyib sudah mengalami banjir selama tiga kali dari banjir ringan hingga parah. Kendati demikian, dirinya tak khawatir lagi dengan keadaan saat ini. Pasalnya, perbaikan yang rutin dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo tiap tahunnya tentu berpengaruh pada risiko banjir di Kota Solo. Sehingga, ketika debit air dan tinggi muka air (TMA) mulai meningkat, para petugas pemantau mampu mengantisipasinya dengan baik.

Berkat pengalaman yang telah dia peroleh, tim petugas pantau BBWS sudah mampu memprediksi kapan air akan meluap atau surut. Seperti Minggu (13/12/2020) malam kemarin contohnya, Bang Toyib beserta rekan-rekannya sudah memprediksi sungai akan meluap pada pukul 23.00 WIB.

Namun karena curah hujan cukup tinggi di wilayah Solo, pukul 22.31 WIB air sudah meluap. Dengan kemampuan yang mereka miliki tentu risiko banjir di wilayah Solo mampu teratasi dengan baik.

Suka dan duka menjadi petugas pantau BBWS tentu sudah mereka alami. Pada musim hujan seperti sekarang ini, mereka harus melapor ke balai setiap jam sekali, tentu tugas ini lebih berat dari biasanya.

“Kalau masuk siaga, petugas pemantau wajib lapor ke balai sejam sekali, biasanya dua jam sekali di Bulan Oktober-April. Kalau pas Bulan Mei-Oktober cukup empat kali sehari, yaitu tiap enam jam sekali,” ujar Bang Toyib, saat ditemui tim redaksi solotrust.com, Senin (14/12/2020) pagi di pos pemantau Jurug.

Dengan demikian, para petugas jaga tentu tidak dapat meninggalkan tempat hingga debit air turun dan kembali dalam status di bawah siaga hijau. Meskipun demikian, karena Bang Toyib menganggap pekerjaan ini sebagai hobi, ia merasa senang ketika harus senantiasa memantau debit air Bengawan Solo.

Sungai yang mengalirkan air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas ± 16.100 km2 ini, mengalir dari sepanjang Pegunungan Sewu di sebelah Barat-Selatan Surakarta hingga ke Laut Jawa di Utara Surabaya melalui alur sepanjang ± 600 km. Pembangunan infrastruktur SDA di wilayah Bengawan Solo telah dimulai pada abad ke-18 oleh pemerintah kolonial Belanda melalui pembangunan kanal Solo Vallei Werken dan sudetan Bengawan Solo dari Plangwot – Sidayu Lawas.

Pada 2020 ini infrastruktur Bengawan Solo dinilai sudah cukup baik. Meskipun menghadapi musim hujan dengan curah yang diperkirakan akan meningkat 40 persen dari tahun lalu, para petugas BBWS sudah melakukan persiapan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat lebih tenang ketika TMA dan debit air di Bengawan Solo meningkat. (dhk)

(redaksi)