Serba serbi

Waspada! Kasus Varian Baru Covid-19 Muncul di Sejumlah Negara

Kesehatan

28 Desember 2020 14:31 WIB

Penduduk Tokyo tengah beraktivitas di jalanan setempat (Foto: BBC/Reuters)

Solotrust.com - Kasus varian Covid-19 yang lebih menular di mana kali pertama diidentifikasi di Inggris, kini telah terkonfirmasi menyebar ke beberapa negara Eropa, termasuk Kanada dan Jepang. Infeksi varian baru terkait orang-orang yang datang dari Inggris juga dilaporkan di Spanyol, Swiss, Swedia, dan Prancis.

Melansir BBC, Senin (28/12/2020), sepasang suami istri terinfeksi Covid-19 varian baru di Ontario, Kanada, diketahui tidak memiliki riwayat perjalanan atau pernah berkontak dengan orang terinfeksi



Sementara di Jepang, pemerintah setempat melarang masuk sebagian besar warga negara asing selama sebulan penuh, mulai Senin (28/12/2020) ini. Sejak melaporkan infeksi pada lima penumpang yang semuanya tiba dari Inggris, Jepang telah mengkonfirmasi dua tambahan kasus, salah satunya dilaporkan tertular secara lokal alias dari dalam negeri.

Sementara itu, beberapa negara Uni Eropa mulai melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap warganya. Padahal, distribusi vaksin secara terkoordinasi di seluruh negara anggota Uni Eropa baru akan dilakukan pada Minggu.

Petugas kesehatan di Timur Laut Jerman mengatakan mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mendistribusikan vaksin Pfizer-BioNTech yang baru saja disetujui. Mereka mulai dengan memberikan imunisasi kepada penghuni panti jompo di Halberstadt.

Di Hongaria, kantor berita setempat mengabarkan penerima pertama vaksin adalah seorang dokter di Rumah Sakit Pusat Del-Pest. Pihak berwenang di Slovakia juga mengatakan mereka telah mulai melakukan vaksinasi.

Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, telah merilis video di Twitter terkait peluncuran vaksin. Ia menyebutnya sebagai sebuah momen kesatuan yang begitu menyentuh.

Sejumlah ilmuwan mengatakan varian baru Covid-19 mungkin terdeteksi kali pertama di Inggris karena kuatnya sistem pengawasan negara tersebut. Varian baru disebut jauh lebih menular ketimbang virus sebelumnya. Kendati demikian para ahli menyatakan varian baru belum tentu lebih berbahaya bagi orang yang terinfeksi. (and)

(redaksi)