Solotrust.com - Keluarga dan kerabat para penumpang maupun awak pesawat Sriwijaya Air Boeing 737 yang jatuh di perairan Pulau Seribu saat ini terus menunggu kabar orang-orang tercintanya. Mereka menghadapi penantian dalam suasana hati penuh kekhawatiran tentang nasib anggota keluarganya.
Tercatat ada 62 orang di dalam pesawat nahas yang jatuh ke laut beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta pada Sabtu (09/01/2021). Melihat temuan serpihan pesawat di perairan, tampaknya keberadaan peluang korban selamat relatif kecil.
Kapten Afwan, pilot Sriwijaya Air SJ 182 saat hari nahas itu bergegas berangkat dari rumah. Tak seperti biasanya, ia tampak tergesa-gesa, bahkan bajunya belum sempat disetrika.
"Bajunya belum disetrika, padahal biasanya dia benar-benar rapi," kata sang keponakan, Ferza Mahardhika, dikutip dari BBC, Senin (11/01/2021).
Sebelum berangkat Kapten Afwan masih sempat berpamitan sembari meminta maaf kepada ketiga anaknya lantaran harus meninggalkan mereka lagi.
“Kami sangat berduka dan terus mendoakan yang terbaik untuk beliau,” ucap Ferza Mahardhika.
Kapten Afwan mengawali karier penerbangannya di Angkatan Udara sebelum memutuskan menjadi pilot komersial pada 1987. Keluarga maupun para koleganya mengatakan pria 54 tahun itu adalah seorang Muslim yang taat. Ia pun sangat peduli dan kerap membantu orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya di Kota Bogor, Jawa Barat. Sikap kemanusiannya itu pun juga diterapkannya di tempat kerja.
Pribadi religus Kapten Afwan tampak dalam foto profil WhatsApp yang sempat beredar luas di berbagai platform media sosial. Ia memajang kartun Superman yang sedang salat disertai tulisan "Setinggi apa pun aku terbang, tidak akan mencapai surga bila tak salat lima waktu."
“Beliau orang yang sangat baik. Beliau sering memberi nasihat-nasihat bijak. Beliau tokoh di lingkungannya dan terkenal karena kebaikannya,” kata Ferza Mahardhika.
"Saya sangat terpukul dan tidak percaya ini terjadi. Doakan paman dan keluarga kami," tambahnya. (and)
(redaksi)