Ekonomi & Bisnis

Operasi Pasar Diharap Tekan Inflasi Januari 2018

Ekonomi & Bisnis

30 Januari 2018 08:55 WIB

suasana Pasar Murah di Pasar Legi Solo, Senin (29/1/2018).

SOLO, solotrust.com- Adanya Operasi Pasar yang digelar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota Surakarta selama 2 hari, Senin-Selasa (29-30/1/2018) diharap berkontribusi menurunkan angka inflasi kota Solo Januari ini.

Tahun 2018 ini, Pemkot Surakarta dan BI KPw Solo mengupayakan angka inflasi berada di 3,5 + 1 persen. Wakil Ketua TPID Surakarta, Bandoe Widiarto mengharap dalam jangka menengah hingga panjang angka inflasi kota Solo bisa terkendali.



"Inflasi harus terjaga sebab sebagai prasyarat pertumbuhan ekonomi. Kita berusaha menjaga inflasi rendah dan stabil, kita jaga di bawah 3 persen," ujarnya.

Menurutnya, inflasi di Kota solo dalam 3 tahun ini stabil dan terjaga dengan baik. Tahun 2015 inflasi 2,6 persen, tahun 2016 inflasi 2,15 persen, sedangkan 2017 inflasi 3,1 persen. Angka tersebut relatif rendah dibanding daerah lain. Mengingat catatan inflasi Kota Solo tahun 2013 dan 2014 di kisaran 8 persen.

Sebagai pembanding, di Kota Solo pada 2017 ada 2 bulan yang angka inflasi terhitung tinggi. Bulan Januari 2017 inflasi tinggi akibat kenaikan harga STNK dan angkutan udara, sementara di bulan Desember 2017 inflasi disebabkan volatile food seperti beras dan daging ayam serta angkutan udara.

Di Januari 2018 ini, penyebab inflasi bukan dari administered price seperti biaya STNK di tahun lalu, namun dari sektor volatile food. Untuk itu operasi pasar difokuskan pada komoditas beras, daging ayam, minyak goreng dan gula pasir.

"Saya tetap optimis di Januari 2018 inflasi tetap bisa dikendalikan, sepanjang TPID dan masyarakat bersama-sama peduli," kata Bandoe yang juga Kepala BI KPw Solo.

Meski demikian, Asisten Pengembangan Ekonomi Pemkot Solo, Triyana mengakui operasi pasar saja memang belum cukup untuk keberhasilan inflasi rendah dan terkendali. Untuk itu pihaknya mengajak peran aktif dari masyarakat, membantu menjaga stabilitas harga sehingga tidak ada yang memborong komoditas-komoditas.

"Kegiatan ini sekaligus mengedukasi masyarakat untuk tidak memborong komoditas agar terjadi kestabilan harga. Kita juga bekerjasama dengan satgas pangan, supaya tidak terjadi pemborongan. Sebab bila inflasi tinggi yang rugi masyarakat sendiri. Belanjalah secukupnya sesuai kebutuhan," papar Triyana. (arum)

(wd)