Serba serbi

Vaksin Nusantara Diklaim Aman untuk Penderita Komorbid

Kesehatan

20 Februari 2021 11:46 WIB

Ilustrasi.

SEMARANG, solotrust.com- Indonesia saat ini tengah mengembangkan vaksin yang disebut dengan vaksin nusantara. Vaksin yang di kenal dengan nama Av Covid-19 tersebut diprakarsai oleh mantan Menteri Kesehatan RI  Terawan Agus Putranto.

Tim yang terlibat dalam pengembangan dan uji klinis vaksin nusantara yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Universitas Diponegoro Semarang dan RSUP dr Kariadi Semarang.



Vaksin Nusantara ini telah menyelesaikan uji klinis tahap pertama dengan melibatkan 27 relawan dan tim saat ini mulai menyelesaikan uji klinis tahap kedua, yang nantinya akan melibatkan 180 relawan.

Jika sudah melakukan uji klinis tahap dua, rencananya uji klinis tahap tiga akan di lakukan kepada 1.600 orang.

berbeda dengan vaksin lainnya, Vaksin Nusantara dibuat menggunakan pendekatan sel dendritik, sel pertahanan bagian dari sel darah putih. Vaksin juga tidak memasukan virus corona non aktif ke tubuh penerima.

Cara kerja Vaksin Dendritik adalah berasal dari sel dendritik autolog komponen dari sel darah putih, yang dipaparkan dengan antigen protein s dari sars cov-2. Sel Dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap sars cov-2.

Kemudian subjek diambil darahnya diolah dan prosesnya hanya memerlukan satu minggu, kemudian disuntikkan kembali, artinya telah mengurangi jalur-jalur seperti penyimpanan termasuk pengaturan suhu.

Dengan ini bisa diminimalkan biayanya dan diharapkan akan muncul peningkatan antibodi serta memicu sistem imun dari subjek itu sendiri untuk melawan virus korona.

Kelebihan Vaksin Dendritik ini adalah karena autolog dari darah pasien sendiri dan tidak mengandung ajuvan, komponen binatang. Dengan demikian diharapkan akan aman diterima ke subjek dan aman bagi orang yang memiliki komorbid.

“Bedanya dengan vaksin lain, jadi dia menggunakan sel Dendritik yang berasal dari darah subyek itu sendiri, kemudian ditemukan dengan antigen protein s dari sars cov-2, kemudian diinkubasi, kemudian setelah vaksin jadi nanti akan disuntikkan kembali ke subyek.” Kata Peneliti Vaksin Nusantara dari Undip Semarang, dr Yetty Movieta Nency.

Berbagai proses sudah dilalui dalam pengembangan vaksin tersebut, antara lain mulai 12 Oktober 2020 yaitu penetapan tim penelitian uji klinis vaksin sel dendritik oleh Kemenkes.

Kemudian 6 Februari 2021 penyuntikan uji klinis tahap pertama hingga 11 Februari 2021, kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi. (vit)

(wd)