Hard News

Peduli Anak Berkebutuhan Khusus, Forum Difabel Soloraya Butuh Dukungan

Jateng & DIY

23 April 2021 20:33 WIB

Ketua Forum Peduli Difabel Soloraya, owner Difabel Cafe dan Sanggar Difabel Surakarta, Yetti Asri Saputri bersama anak-anak berkebutuhan khusus yang unjuk bakat

SOLO, solotrust.com - Sejak berdiri pada 2012, Forum Peduli Difabel Soloraya konsisten menyelenggarakan aktivitas secara mandiri untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Namun sayangnya, hingga saat ini penyelenggaraan kegiatan belum mendapat banyak dukungan maupun uluran tangan dari pihak-pihak lain.

Ketua Forum Peduli Difabel Soloraya sekaligus owner Difabel Cafe dan Sanggar Difabel Surakarta, Yetti Asri Saputri, menjelaskan sejak berdiri pada 12 oktober 2012 sampai saat ini selalu swadaya mandiri. Seringkali Pemkot atau Dinas terkait biasanya hanya memberi dukungan secara moral tetapi secara materi seperti dana atau bantuan alat tulis belum pernah.



"Saya berharap pemerintah, donatur atau masyarakat melihat kegiatan anak-anak kita dari tahun 2021 sampai sekarang yang terus terselenggara. Kami berharap dukungan secara moral maupun material. Tidak harus uang bisa alat tulis, pakaian pantas pakai atau makanan dan minuman," tuturnya pada solotrust.com. 

Kepedulian terhadap penderita autis atau anak berkebutuhan khusus lain ditunjukkan dengan memberikan pelatihan seperti fashion show, melukis, menari, akting atau drama di Sanggar Difabel Laweyan Surakarta. Dengan tujuan untuk menggali potensi seluruh anak difabel termasuk autis.

Setelah anak-anak tersebut makin tumbuh dewasa tentu muncul persoalan apa yang bisa mereka lakukan. Sedangkan yang normal saja seringkali susah mencari kerja apalagi anak -anak yang berkebutuhan khusus.

Maka dari itu, di Forum Peduli Difabel, selain membuka sanggar difabel, ada Difabel Cafe. Di mana anak-anak akan diajari belajar memsak atau meracik minuman seperti membuat kopi. Kemudian pihaknya akan memberdayakan atau mengajak anak-anak tersebut berkarya bersama.

Yetti juga secara rutin mengajak anak-anak sanggar untuk menampilkan bakat dan hasil latihan sesuai minatnya di atas panggung di tempat publik. Menurutnya, kegiatan ini justru akan berdampak positif pda anak-anak berkebutuhan khusus. Untuk memaksimalkan bakat mereka, sekaligus sebagai kampanye peduli difabel ke masyarakat.

"Sebagai kampanye penyadaran masyarakat bahwa autis itu ada. Banyak anak-anak autis atau anak autis yang sudah dewasa di sekitar kita. Seringkali kita bingung bagaimana kita mengasuh, mengarahkan anak-anak autis seperti apa. Dengan berkegiatan, kita bisa aksimalkan bakat dan talenta anak anak itu," terangnya. 

Penyelenggaraan kegiatan di tempat umum seperti mal atau pusat perbelanjaan bertujuan agar ABK bisa bergaul dengan anak-anak normal atau non difabel. Yetti berharap dengan interaksi tersebut akan terjadi pembauran dan pertemanan antara keduanya.

"Tujuannya agar mereka punya rasa percaya diri, diterima oleh masyarakat dan anak-anak yang normal akan punya rasa bersyukur yang lebih pada Tuhan. Kita berharap mereka saling beradaptasi, saling berbaur, apa adanya. Kita semua sama," imbuhnya.

Salah satu kegiatan yang diadakan Forum Peduli Difabel Soloraya adalah pentas seni di atrium Transmart Sukoharjo, 3 Juni 2021 lalu. Dengan melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus autis dan disabilitas bisu tuli, tuna daksa, down syndrome, dan lainnya. Anak-anak ini berasal dari Solo, Sragen, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Semarang dan Yogyakarta.

Yetti berpesan kepada anak-anak atau masyarakat umum yang melihat di sekitar ada anak autis atau berkebutuhan khusus agar jangan dirundung, ditindas atau dihina. Sebab, anak atau orang tersebut sebenarnya juga tidak ingin menginginkan kondisinya demikian.

"Kalau itu terjadi pada kita, apa mau dibully. Justru ajak bergaul dan bermain bersama. Kalau tidak mau bergaul, jangan bikin sedih atau marah. Semua orang akan marah jika dia dihina atau disakiti, tidak hanya anak autis," tegasnya. (rum)

(end2021)