Hard News

Kematian Setelah Vaksinasi Lansia 61 Tahun Diduga Punya Komorbid

Nasional

18 Mei 2021 14:23 WIB

ilustrasi vaksin AstraZaneca. (Foto: Reuters/Yves Herman)

JAKARTA, solotrust.com - Indonesia menemukan kasus kematian kedua setelah vaksinasi menggunakan vaksin AstraZaneca batch CTMAV547. Komnas KIPI belum dapat memastikan apakah kematian seorang lansia 61 tahun di DKI Jakarta disebabkan oleh vaksin AstraZaneca, namun diduga lansia tersebut memiliki komorbid.

"Kayaknya 61 tahun. Kayaknya sih (ada komorbid). Tapi masih diteliti. Kayaknya sih enggak berhubungan dengan vaksin AstraZeneca," kata Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari.



Lansia yang belum diketahui identitasnya tersebut disuntik vaksin yang sama dengan Trio Fauqi Virdaus pemuda 22 tahun asal Buaran Jakarta TImur. Pemuda tersebut juga dilaporkan meninggal sehari usai disuntik vaksin AstraZaneca batch CTMAV547.

Untuk sementara distribusi dan pemberian vaksin AstraZaneca batch CTMAV547 dihentikan guna uji toksisitas dan sterilitas oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZaneca batch lain masih terus berjalan.

Jika hasil uji batch CTMAV547 terbukti steril, vaksin AstraZeneca akan kembali diberikan kepada masyarakat. Hasil uji sterilitas dan toksisitas diperkirakan akan keluar dalam dua minggu.

"Sesuai yang diumumkan Kemenkes, kurang jelas apalagi. Yang batch itu saja yang ditunda sementara, karena diuji sterilitas dan toksisitasnya. Kalau steril dan terbukti tidak ada toksin ya lanjut lagi," kata Hindra.

(zend)