Hard News

Ahli Kesehatan Masyarakat: Vaksinasi dan Prokes Percepat Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi

Nasional

29 Mei 2021 10:43 WIB

Suasana vaksinasi Covid-19 yang dilakukan Korem 074/Warastratama di Benteng Vastenburg Solo (Foto: solotrust.com/naharudin)

JAKARTA, solotrust.com – Pemerintah telah menjalankan program vaksinasi nasional sejak Januari 2021. Upaya ini merupakan salah satu langkah memulihkan kesehatan masyarakat Indonesia. Pemulihan kesehatan juga berdampak bagi pemulihan ekonomi dan kembalinya produktivitas masyarakat seperti semula.

“Protokol kesehatan (Prokes) adalah elemen yang sangat penting selama masih ada pandemi  Covid-19. Prokes tetap jalan terus, meskipun program vaksinasi sudah berjalan seperti saat ini,”  ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Reisa Broto Asmoro pada Dialog Produktif  bertema Protokol Jalan, Ekonomi Aman yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan di  FMB9ID_IKP, Jumat (28/05/2021).



Sudah lebih dari satu tahun masyarakat menjalankan prokes selama pandemi. Harapannya,  masyarakat sudah lebih memahami pentingnya prokes sebagai cara agar tidak menambah kasus  Covid-19.

“Mungkin memang masyarakat mulai jenuh dengan terus menerus mendisiplinkan diri  menjalankan prokes ini. Namun untuk bisa terbiasa dengan hal baru memang butuh proses.  Memang harus terus-menerus diingatkan untuk disiplin menjaga prokes,” tambah Reisa Broto Asmoro.

Ia juga berpesan agar masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk divaksinasi.

“Kalau masyarakat sudah berkesempatan untuk divaksinasi, manfaatkanlah vaksin tersebut, jangan ditunda dan jangan ragu karena berita yang belum pasti kebenarannya,” imbaunya.

“Memang kalau kita ingin segera keluar dari pandemi Covid-19 tentu kita mengutamakan  proteksi. Itulah kenapa kekebalan kelompok atau herd immunity menjadi tujuan dari program  vaksinasi. Ditambah lagi dengan protokol kesehatan demi melindungi diri dan orang-orang yang  belum mendapatkan vaksin,” tutup Reisa Broto Asmoro.

Dari kacamata ekonomi kesehatan, vaksinasi adalah metode pencegahan efisien.

“Sebagai ilustrasi, katakanlah biaya vaksinasi Covid-19 seharga Rp900 ribu, maka kita bisa  mencegah diri dari penularan penyakit. Dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan apabila  terkena Covid-19 yang rata-rata perawatannya memerlukan waktu sembilan sampai sepuluh hari, biaya vaksinasi lebih efisien. Apabila kita bekerja sehari mampu menghasilkan Rp500 ribu, maka kita bisa kehilangan potensi penghasilan Rp5 juta akibat dirawat Covid-19,” terang Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Prof Hasbullah Thabrany.

Pihaknya juga menjelaskan akibat Covid-19, anggaran belanja negara defisit hingga lebih dari Rp1000 triliun.

“Karena Covid-19 yang tidak teratasi membuat perekonomian tidak  bergerak sehingga kita semua sebenarnya adalah korban Covid-19. Pemerintah sadar betul apabila masyarakat tidak dipulihkan kesehatannya, serta perilaku masyarakat tidak didisiplinkan, ekonomi menjadi sulit bergerak. Pemerintah pun berinvestasi dengan vaksinasi dan melalui 3T,”  ujarnya. (elv)

(and_)