SOLO, solotrust.com – Sejumlah sekolah di Solo menyiapkan posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Layanan posko ini ditujukan bagi mereka yang membutuhkan bantuan terkait pendaftaran secara online.
Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kerumunan. PPDB Sekolah Menengah Atas (SMA)akan dimulai tanggal 21 sampai 24 Juni 2021, sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)mulai 23 hingga 25 Juni 2021.
Wakil Kepala Humas SMA Negeri 5 Surakarta, Kustijowarno mengatakan pihaknya telah menyiapkan informasi mengenai PPDB. Informasi tersebut dipublikasikan melalui website resmi sekolah dan banner di depan sekolah serta menyediakan posko PPDB.
“Kita mengikuti juknis dan juklak PPDB dari provinsi ya. Ada posko PPDB juga. Posko ini nanti kita gunakan untuk membantu anak-anak yang kesulitan mendaftar,” ungkapnya kepada Solotrust.com saat ditemui di posko PPDB SMA Negeri 5 Surakarta, Jumat (11/6/2021).
Kustijowarno menambahkan, Sekolah Menengah Atas menerima peserta didik baru dengan persentase 55% untuk jalur zonasi, 20% jalur afirmasi dengan kuota 15% dari keluarga tidak mampu dan 5% anak dari tenaga kesehatan dan tenaga pendukung yang menangani langsung pasien Covid-19, 20% jalur prestasi serta 5% jalur perpindahan tugas orang tua.
SMA Negeri 5 Surakarta menyiapkan 360 kursi untuk calon peserta didik baru dengan wilayah zonasi yang terdiri dari Kecamatan Banjarsari Solo, Kecamatan Laweyan Solo, dan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
Sementara, SMP Negeri 13 Surakarta juga menyiapkan loket PPDB. Loket ini menjadi pusat informasi bagi pendaftar baik yang kebingungan saat mendaftar online maupun pendaftar dari luar kota.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Negeri 13 Surakarta, Handayu mengungkapkan sekolah menerima hasil PPDB secara online karena semua sudah tersistem di website PPDB Kota Solo.
“Jadi kami PPDBnya pasif ya karena siswa daftar sendiri melalui website secara online. Kami tinggal menerima hasilnya secara online. Informasi PPDB juga ada di website PPDB Kota Solo jadi loket hanya untuk membantu peserta didik yang bingung mengakses aplikasi termasuk yang dari luar kota,” terangnya saat ditemui solotrust di kantornya.
Sedangkan persentase kuota masing-masing jalur masuk SMP berbeda dengan SMA yakni jalurzonasi sebanyak 50%, jalur afirmasi 35%, jalur perpindahan orang tua 5%, dan jalur prestasi 10%.
Sekolah menerapkan protokol kesehatan ketat. Tiap sekolah menyediakan alat cuci tangan, hand sanitizer, dan alat pengukur suhu. Selain itu, agar satu dengan yang lain bisa menjaga jarak, pihak sekolah juga menempelkan stiker sebagai tanda jaga jarak, jalur masuk, dan jalur keluar.(zend/azizah/azmi)
(zend)