JAKARTA, solotrust.com - Indonesia sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah libur panjang Lebaran 2021. Padahal kurang dari satu bulan lagi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah seluruh Indonesia mulai dilaksanakan.
Menanggapi kejadian terkait lonjakan kasus Covid-19 yang sedang terjadi, Ketua Umum Ikana Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali pembukaan sekolah tatap muka pada 12 Juli mendatang.
Menurut Aman, sekolah tatap muka saat pandemi Covid-19 bisa dilakukan jika positivity rate Indonesia berada di bawah 5 persen, padahal saat ini masih berada di atas 10 persen. Sedangkan tingkat kematian pasien anak Covid-19 berusia 0-18 tahun di Indonesia cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya.
"Jadi kematian anak (karena Covid-19) kita yang paling banyak di dunia. Jadi bisa dibayangkan kan? 1 dari 8 (kasus Covid-19 di Indonesia) itu anak, dan meninggal 3-5 persen," kata Aman, Jumat (18/6).
Menurut Aman, solusi terbaik untuk melindungi anak dari potensi paparan Covid-19 adalah dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara daring. Kerjasama antara orang tua, keluarga serta guru sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan PJJ.
Selain itu penanganan pasien anak Covid-19 di Indonesia belum maksimal. Aman menyebut masih banyak ruangan Intensive Care Unit (ICU) untuk merawat anak tidak tersedia di berbagai rumah sakit termasuk obat-obatan khusus anak yang belum banyak tersedia.
Berdasarkan data dari laman resmi Satgas Penanganan Covid-19 RI, per 17 Juni 2021, setidaknya 1,2 persen atau sekitat 654 anak berusia di bawah 18 tahun di Indonesia meninggal akibat terinfeksi virus corona.
Rinciannya, 0,6 persen dari kelompok usia 0-5 tahun, dan 0,6 persen lainnya datang dari usia 5-18 tahun. Itu menunjukkan bahwa angka kematian Balita terpapar Covid-19 lebih tinggi dari anak usia lain.
Apabila dibandingkan dari data kedua kelompok yang terpapar Covid-19, jumlahnya lebih besar terjadi pada anak usia 5-18 tahun.
Sedangkan pada usia 0-5 tahun sebanyak 2,9 persen atau 56.558 balita terpapar Covid-19. Sementara untuk usia 5-18 tahun, Satgas mencatat 9,6 persen atau sekitar 187.226 anak terpapar Covid-19.
Artinya, kasus Covid-19 Balita yang hanya 30 persen dari kasus usia 5-18 tahun ternyata menghasilkan jumlah kematian yang nyaris sama.
(zend)