BALI, solotrust.com - Komisis Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) telah melakukan investigasi bersama Komda Bali terhadap seorang warga Banjar Sukajati, Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali yang meninggal pada Selasa (15/6). Ia dilaporkan meninggal usai menjalani vaksinasi.
Ketua Komnas KIPI Prof. Hindra Irawan Satara menyebut kematian warga yang berinisial W tersebut tidak berkaitan dengan vaksinasi melainkan karena penyakit bawaan stroke yang diidapnya.
"Kejadian tersebut sudah diaudit bersama Komda Bali beberapa waktu yang lalu, dan seingat saya, tidak terkait dengan imunisasi yang diberikan. Hasil audit menunjukkan almarhum wafat karena stroke," kata Hindra, Jumat (25/6).
Ia berharap kematian W tidak membuat warga resah terkait vaksinasi.
"Setelah dilakukan audit bersama antara Komda Bali dan Komnas KIPI menyimpulkan bahwa KIPI yang terjadi tidak terkait dengan imunisasi, namun disebabkan oleh komorbid. Statement, itu saya harap dapat menenteramkan masayarakat," kata dia.
Sebelumnya, W sempat mengikuti vaksinasi pada Senin (14/6) lalu. Namun keesokannya ia menderita demam dan meninggal.
"Dia divaksin dua hari lalu, kemudian kemarin ada demam lalu dibawa ke puskesmas dan meninggal," kata Ketua Satgas COVID-19 Bali Dewa Made Indra, Kamis (17/6).
Indra menegaskan, W telah lolos screening saat menjalani vaksinasi dan disuntik menggunakan vaksin merk AstraZeneca.
"Setiap vaksin kan pasti diawali dengan screening untuk menyatakan memenuhi syarat atau tidak. Pada waktu itu pasti memenuhi syarat. Kalau tidak memenuhi syarat sudah pasti tidak divaksin," tambahnya.
Selain W, ada juga warga di Bali yang meninggal usai divaksin dengan AstraZeneca. Warga bernama Muhammad Malanua yang tinggal di Denpasar itu meninggal pada Senin (24/5) di indekosnya. Komnas KIPI menyatakan, ia meninggal bukan karena vaksin tapi komorbid berupa hipertensi.
(zend)