Ekonomi & Bisnis

Pandemi Covid-19: Jumlah Investor Pasar Modal Naik, Transaksi Justru Turun

Ekonomi & Bisnis

25 Juni 2021 23:33 WIB

Ilustrasi pasar saham. (Foto: freepik/drobotdean)

SOLO, solotrust.com - Jumlah investor baru di Soloraya diketahui mengalami peningkatan. Sebaliknya, jumlah transaksi saham justru mengalami penurunan signifikan per bulannya sejak awal 2021. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah 2 (BEI KP Jateng 2), M Wira Adibrata.

"Minat masyarakat Soloraya terhadap saham masih sangat tinggi dengan kondisi pandemi dan kampus libur. Kurang baik kondisinya, tetapi investor kita tumbuhnya luar biasa. Kondisi kayak gini investor tumbuh, artinya minat untuk buka rekening saham masih tumbuh, meski kondisi tidak baik," paparnya, baru-baru ini.



Berdasarkan data BEI Solo, di wilayah Jateng 2 sejak awal 2021 jumlah investor pada Januari 44.383 orang, Februari 47.045 orang, Maret 50.131 orang, April 52.070 orang, dan Mei 54.218 orang. Dengan total investor 2021 sebanyak 14.024 orang. Dari data tersebut bisa dilihat adanya penambahan investor baru tiap bulan.

Sementara jumlah transaksi pada Januari mencapai Rp5,225 triliun, Februari Rp3,736 triliun, Maret Rp3,027 triliun, April Rp2,006 triliun, dan Mei Rp1,764 triliun. Penurunan transaksi saham cukup signifikan per bulannya.

"Kenapa transaksi menurun? Investor lama hold dulu untuk melakukan transaksi. Investor baru transaksi kecil-kecil. Ini penopang transaksi kita tetap bagus. Berdasarkan data IHSG per 1 Januari 2021 hingga 21 Juni 2021 (year to date), transaksi saham mengalami fluktuasi," jelas Wira Adibrata.

Menurutnya, pasar saham kurang bergairah dan investor cenderung wait and see. Dampak pandemi Covid-19 luar biasa dan banyak kondisi memengaruhi pergerakan pasar saham, seperti berita-berita soal regulasi pemerintah hingga vaksin.

Bulan ini, tercatat kondisi pasar saham mengalami fluktuasi. Juni awal ada kecenderungan naik karena sentimen positif adanya vaksinasi massal, namun menjelang akhir bulan turun lagi akibat peningkatan angka Covid-19.

"Pasar lagi koreksi cukup dalam. Jumlah angka Covid-19 melonjak, itu cukup berpengaruh terhadap kekhawatiran masyarakat. Untungnya kita diimbangi vaksin massal, ini yang menekan bad news. Jadi tidak terlalu memperparah," terang Wira Adibrata. (rum)

(and_)