BOYOLALI, solotrust.com - Para seniman di Boyolali kini kembali bernapas lega lantaran pandemi Covid-19 mulai reda. Pasalnya, selain mendapat tawaran pentas, mereka juga memperoleh penghasilan tambahan lain.
Hal itu diungkapkan Ki Dalang Gondo Wartoyo asal Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Boyolali. Menurutnya, mulai redanya pandemi Covid-19 membuat permintaan pentas seni wayang kulit dan gamelan kembali mengalir. Satu set gamelan dihargai Rp250 juta hingga Rp450 juta.
“Bulan ini saja, saya mendapat pesanan gamelan 12 set. Pesanan yang kecil, yaitu bijian. Misalnya saron dua buah, kendang tiga buah, dan lainnya. Alhamdulillah lumayan banyak,” katanya kepada wartawan, Kamis (04/08/2022).
Permintaan gamelan ini datang dari sejumlah daerah, seperti Pacitan, Ponorogo, Kudus, Jakarta, dan sekitar wilayah Jawa Tengah.
“Saya beli gamelan yang sudah rusak atau jelek lalu saya perbaiki lagi. Di wilayah Jawa Tengah sini, pesanan dari pemerintah desa juga banyak, tapi mereka beli bijian,” ungkap dia.
Sebelumnya, Wartoyo mengaku hanya dapat menjual satu set gamelan setiap bulan. Namun, setelah pandemi Covid-19 mulai reda, penjualan kembali meningkat. Selain melalui media sosial (Medsos), sistem penjualan juga secara word of mouth alias dari mulut ke mulut.
“Sebelum pandemi belum pakai medsos. Setelah pandemi saya menggunakan medsos. Memang cukup luar biasa medsos ini, sangat membantu sekali,” akunya.
Wartoyo mengungkapkan, dirinya mulai berbisnis alat musik gamelan sejak 2012 silam.
“Sebenarnya tidak saya saja, seniman yang lain juga melakukan hal yang sama. Mereka juga laris penjualannya karena memang banyak yang membutuhkan. Tidak hanya buat wayang saja, tapi juga buat campursari dan seni lainnya,” tukasnya. (jaka)
(and_)