SOLO, solotrust.com - Bukan hanya manusia saja terdampak Covid-19, namun hewan-hewan yang ada di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo juga membutuhkan uluran tangan kita. Bagaimanapun, masyarakat Soloraya pasti memiliki kenangan masa kecil atau dengan keluarga di kebun binatang itu.
Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengungkapkan selama pandemi Covid-19 pihaknya melakukan efisiensi mulai dari perbaikan kandang, atap dan lantai, mengurangi kegiatan-kegiatan tak diperlukan, petugas konservasi bekerja penuh dan yang nonkonservasi dikurangi, hingga konsumsi energi dikurangi.
"Setelah pandemi ini kita melakukan efisiensi yang biasanya Rp550 juta per bulan, kita bisa efisiensi menjadi Rp330 juta per bulan, sudah termasuk pakan satwa, gaji pegawai dan operasional lainnya," papar Bimo Wahyu Widodo, Sabtu (04/12/2021).
Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), TSTJ beroperasi sesuai surat edaran pemerinta Kota (SE Pemkot) Solo. Komposisi pengunjung 40 persen anak-anak, 40 persen orangtua pendamping anak-anak, dan 20 persen siswa taman kanak-kanak (TK) didampingi guru.
Pelonggaran PPKM sejak 20 Oktober 2021 berimbas tingkat kunjungan cukup bagus, antara 300-500 orang pada Senin hingga Jumat, 2000-3500 orang saat Sabtu hingga Minggu.
Bimo Wahyu Widodo menjabarkan, hingga Desember 2021 operasional TSTJ diperkirakan aman karena pemasukan selama pelonggaran PPKM dan adanya donasi dari berbagai pihak yang masuk.
"Seperti dari Ilufa kita mendapat bantuan sekitar Rp26 juta, tapi karena situasinya, donasi dan operasional selama pelonggaran dua bulan belum bisa menutup kerugian sepuluh bulan," kata dia.
Sementara itu, Direktur Ilufa 168 Solo, Liem Sin Liang melihat Taman Satwa Taru Jurug terdampak sekali pandemi Covid-19 sehingga pihaknya tergerak membantu dengan program donasi melibatkan pelanggan.
"Kami mengajak dan membangkitkan kepedulian customer (pelanggan-red) untuk gotong royong membantu TSTJ. Dari setiap transaksi belanja mereka, kami sisihkan untuk donasi TSTJ. Kami ingat dari kecil TSTJ menjadi bagian kehidupan dari masyarakat Surakarta. Dari kegiatan ini kami berusaha memberi donasi dengan kolaborasi kegiatan olahraga," kata Liem Sin Liang.
Sebelumnya, toko aksesoris tersebut telah melakukan donasi Covid-19 untuk tenaga-tenaga medis berupa peralatan kesehatan, seperti masker dan hand sanitizer yang dikirimkan ke berbagai puskesmas dan rumah sakit daerah.
"Tujuan kami menggerakkan customer untuk menjadi bagian dari kegiatan positif. Donasi dalam satu bulan ini terkumpul Rp26.280.000. Saya melihat antusiasme yang lumayan. Ada kemungkinan akan dilakukan lagi," ungkap Liem Sin Liang.
Sementara Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menambahkan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 pada November 2021 operasional TSTJ sudah mendekati pulih, meski belum sepenuhnya. Terlihat dari trafik pengunjung dan adanya sejumlah kegiatan di akhir pekan yang berkontribusi pada pemasukan.
"Sampai penghujung 2021, selama periode Nataru (Natal dan Tahun Baru) sudah dihitung dan dirancang betul apa isi satwa taru yang ada di sini dan sudah aman. Kalau Nataru ini sukses dan kita bisa bertahan, maka bukanya TSTJ sudah kembali normal," jelasnya.
Seandainya terjadi gelombang ketiga Covid-19, Teguh Prakosa memastikan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bertanggung jawab dengan menyiapkan anggaran sesuai kebutuhan TSTJ.
"Manajemen TSTJ harus me-manage (mengelola-red) apa yang ada dengan baik agar hewan terjaga dan sehat. Malu kita kalau ada hewan yang satu saja meninggal. Tidak hanya manajemen TSTJ, tetapi Pemkot juga malu," tandas dia. (rum)
(and_)