Hard News

Pemakaman Korban Covid-19 di Klaten Melonjak, Relawan Pemulasaraan Jenazah Kewalahan

Jateng & DIY

26 Juni 2021 14:15 WIB

Ilustrasi pemakaman jenazah pasien Covid-19 (Dok. Istimewa/jatengprov.go.id)

KLATEN, solotrust.com – Melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten membuat relawan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 kewalahan. Hal ini lantaran dalam sehari mencapai 27 lokasi pemakaman dengan standar protokol pemulasaraan jenazah pasien Covid-19.

Adanya peningkatan korban meninggal akibat penularan Covid-19, kelompok relawan meminta masyarakat tak lagi abai terhadap protokol kesehatan. Protokol kesehatan harus diterapkan secara disiplin agar korban tidak terus bertambah.



Hal itu disampaikan koordinator relawan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 Kabupaten Klaten, Sasangko Agung Wibowo. Banyaknya pasien meninggal akibat Covid-19 yang harus dimakamkan, diakuinya membuat relawan kewalahan.

“Hari Kamis (24/06/2021) ada 27 lokasi yang harus ditangani. Belum selesai dan harus dilanjutkan hari ini (Jumat, 25/06/2021) sekaligus menuntaskan tugas yang masuk hari ini,” ungkapnya, dilansir dari Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id.

Menurut Sasangko Agung Wibowo, kondisi kasus yang melonjak, tidak sebanding dengan jumlah relawan yang menangani. Dalam satu kali pemakaman protokol Covid-19 dibutuhkan sepuluh hingga 12 personel. Sementara jumlah relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 yang aktif sekitar 300 personel.

“300 personel ini tentu tidak standby seluruhnya dalam satu hari. Namun dibagi dalam beberapa tim karena tim yang bertugas hari ini, baru dapat ditugaskan kembali setelah tiga hari sebagai jeda dan menjaga vitalitas relawan. Kalau sampai diforsir, tentu hal ini bisa merugikan kita semua,” terangnya.

Karenanya, ia meminta masyarakat lebih memahami kondisi pandemi saat ini. Adanya varian baru Covid-19 yang muncul saat ini dengan tingkat penularan tinggi, diharapkan masyarakat lebih disiplin lagi menerapkan protokol kesehatan.

Pria yang menjabat sebagai wakil komandan SAR Klaten bidang keorganisasian ini juga mengatakan sebagian masyarakat masih belum menganggap pandemi sebagai masalah yang serius. Padahal di wilayah dengan status zona merah saat ini dibutuhkan dukungan masyarakat.

“Intinya adalah prokes (protokol kesehatan), prokes, dan prokes. Harus disiplin mulai dari diri sendiri,” ujarnya.

(and_)