SOLO, solotrust.com - Puluhan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Solo menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Aksi ini dipicu seruan untuk menuntut pertanggungjawaban dewan atas kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai merugikan masyarakat.
Mahasiswa meneriakkan tuntutan agar anggaran publik lebih transparan dan dialokasikan secara tepat sasaran. Mereka mengekspresikan keprihatinan terhadap dampak penghematan anggaran yang justru mengurangi pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam orasinya, para demonstran menegaskan efisiensi anggaran seharusnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat, terutama di tengah kondisi ekonomi kian sulit.
Demo juga menyinggung tentang grup band Sukatani yang sempat viral. Band ini telah dibungkam setelah merilis lagu berjudul 'Bayar Bayar Bayar' yang dianggap menyinggung pihak kepolisian.
Lagu itu menggambarkan kritikan terhadap adanya pungutan liar dan biaya-biaya dinilai tak transparan. Karya seni ini menjadi sorotan setelah pihak kepolisian mengeluarkan pernyataan resmi untuk menghentikan promosi lagu tersebut.
Mahasiswa dalam aksinya menyatakan dukungan untuk kebebasan berekspresi dan meminta agar suara seni tidak dibungkam. Selain itu, para mahasiswa peserta aksi juga memprotes Program Makan Bergizi Gratis (MBG) lantaran dianggap tak sesuai sasaran.
Mereka bilang, program ini seharusnya menyasar masyarakat paling membutuhkan, namun dalam pelaksanaannya banyak yang tidak merasakan manfaatnya.
"Kami ingin program ini diperbaiki agar benar-benar dapat dirasakan oleh yang membutuhkan," ucap salah satu mahasiswa.
Aksi ini berhasil menarik perhatian masyarakat dan media. Demonstrasi berlangsung damai dan penuh semangat ini, para mahasiswa berharap suara mereka didengar dan ditindaklanjuti pemimpin daerah.
Sementara itu, keinginan untuk memastikan anggaran publik dikelola secara bertanggung jawab dan seni dilindungi sebagai bentuk kritik tetap menjadi fokus utama.
*) Reporter: Ghaitsa Ova/Fathan Prabaswara/Ahmad Zaqi/Muhammad Alif
(and_)