JAKARTA, solotrust.com - Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir di tengah pandemi Covid-19 ketersediaan obat harus selalu dipastikan.Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Badan POM RI, Senin (28/6).
"Salah satu hal yang harus dipastikan adalah ketersediaan obat. Karena itu kemarin saya melaporkan baik kepada Kementerian Kesehatan, BPOM, kondisi-kondisi daripada ketersediaan obat," ungkapnya.
Mengacu pada data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan per tanggal 24 Juni 2021, jumlah total kasus Covid-19 tercatat terkonfirmasi positif 2.053.995 kasus. Adapun jumlah yang meninggal dunia menjadi total 55.949 orang.
Erick juga menyampaikan, beberapa waktu lalu salah satu obat dari India bernama Redemsivir sempat terbatas. Kemudian pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan untuk mengusahakan produksi obat tersebut di dalam negeri.
Pemerintah telah menyiapkan produksi Ivermectin sebesar 4.5 juta butir melalui anak perusahaan BUMN Indofarma. Jika hasil uji klinik sesuai dan baik untuk pasien Covid-19, produksi akan terus dilakukan.
"Tentunya hari ini kita bicara mengenai Ivermectin, kita sudah menyiapkan produksi sebesar 4.5 juta. Nah ini kalau memang ternyata baik untuk kita semua, tentu produksi ini akan kita genjot," imbuh Erick.
Ivermectin merupakan obat yang rencananya akan digunakan sebagai obat terapi Covid-19.
"Tentunya dengan PPUK ini, uji klinik terhadap obat Ivermectin sebagai obat Covid-19 bisa segera dilakukan. Badan POM, sejalan dengan rekomendasi WHO (World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia) memfasilitasi untuk segera menempuh pelaksanaan uji klinik," kata Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito.
Menteri BUMN menambahkan, pihaknya terus mencoba untuk membantu rakyat dengan menyediakan obat dan terapi murah yang telah diputuskan usai uji klinik.
"Kita coba membantu rakyat untuk mendapat obat murah atau terapi murah yang nanti diputuskan sesudah uji klinis," pungkasnya. (zend/lala)
()