Ekonomi & Bisnis

Solo Art Craft 2021 Padukan Sistem Pembayaran Nontunai

Ekonomi & Bisnis

29 Juni 2021 23:01 WIB

Kerajinan logam menjadi salah satu produk yang dipamerkan dalam Solo Art &Craft 2021 di Atrium Solo Paragon Mall (Dok. Istimewa/Azmi)

SOLO, solotrust.com – Pameran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kembali dilaksanakan di Atrium Solo Paragon Mall dengan konsep terbaru. Acara diikuti 35 pelaku ekonomi kreatif ini mengangkat tema Terobos “Pasar Digital” di Masa Pandemi Covid-19.

Penyelenggara acara, Sumartoyo menjelaskan setiap stand telah tersedia pembayaran nontunai.



“Jadi implementasinya adalah ketika kondisi Covid-19 seperti ini, transaksi tidak harus tunai, tetapi pakai nontunai, sehingga pas sekali dengan temanya,” paparnya, saat ditemui di lokasi kegiatan, Selasa (29/06/2021).

Sistem nontunai dilakukan dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standarddan EDC (Electronic Data Capture). Namun cenderung mengutamakan penggunaan QRIS yang lebih efisien. Pihaknya juga bekerjasama dengan salah satu Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) untuk melakukan sosialisasi agar seluruh peserta dapat menjalankan transaksi nontunai ini.

“Jadi sudah saya sambungkan dengan Link Aja beberapa hari yang lalu, sehingga harapan saya mulai hari pertama pembayaran sudah pakai itu (QRIS),” lanjutnya.

Pameran UMKM ini dilaksanakan mulai 29 Juni hingga 4 Juli 2021, diikuti pelaku usaha dari berbagai wilayah sekitar Soloraya. Sayangnya hal itu bertepatan dengan dimulainya penebalan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Kota Solo. Dengan demikian terdapat perubahan di beberapa pelaksanaan.

“Pikir saya, ini adalah momen yang tepat. Tapi begitu masuk (mulai pameran), jret, hari ini hari pertama PPKM. Mudah-mudahan satu atau dua hari ini mulai mereda, kasus mulai turun, kemudian kebijakan pemerintah juga mulai longgar, tamu-tamu juga mulai banyak,” ungkapnya.

Menanggapi penebalan PPKM Mikro yang melarang usia di bawah lima tahun (Balita) dan lanjut usia (Lansia) untuk mendatangi pusat perbelanjaan, salah satu peserta, Mia Farazila Nelsa, memiliki pendapat berbeda.

Dirinya optimistis kebijakan pemerintah tidak memberikan dampak buruk pada hasil yang akan diperoleh. Sebab segmentasi pasarnya berbeda dengan usia yang disebutkan dalam surat edaran.

“Kan ini yang peminat itu malah bapak-bapak, ibu-ibu yang sudah dewasa, gitu,” jelas pengelola usaha kerajinan logam ini.

Dirinya mengungkapkan justru pameran semacam ini sangat membantu dalam memasarkan produk. Sejak adanya pandemi Covid-19, intensitas pengadaaan pameran produk UMKM mengalami penurunan. Jika sebelumnya biasa diikutsertakan dalam pameran di Jakarta, kini hanya di area Soloraya. Hal itu pun berdampak pada jumlah pendapatan tiap bulannya.

“Penurunan (omzet) kurang lebih sampai 50 persen. Soalnya ini kan biasa pameran ke Jakarta, ada pengunjung, terus pengunjungnya ke rumah. Tapi kan sekarang sudah setahun lebih nggak pameran di Jakarta,” pungkas Mia Farazila Nelsa. (Azmi/Azizah)

(redaksi)