Hard News

KMP Yunicee Diduga Tenggelam Akibat Terjangan Arus

Nasional

30 Juni 2021 11:37 WIB

 

BALI, solotrust.com - KMP Yunicee dilaporkan tenggelam di Selat Bali, pada Selasa (29/6) saat sedang bertolak dari pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.



 

Dugaan sementara tenggelamnya kapal nahas itu adalah akibat diterjang gelombang tinggi.

"Gelombang tingginya 3 sampai 4 meter. Ini yang menyebabkan kapal terseret arus ke arah selatan. Kemungkinan itu yang menyebabkan kapal terbalik dan tenggelam," papar Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi Banyuwangi, Benyamin Ginting.

Kondisi gelombang tinggi ini dibenarkan oleh Kepala Kamar Mesin (KKM) kapal tersebut yang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat oleh tim SAR.

“Keterangan kepala mesin yang kita temukan selamat, posisi kapal saat itu sedang menunggu antrian untuk sandar. Saat manuver terseret gelombang besar ke arah selatan," kata dia.

Berdasarkan hasil analisa terhadap data model pasang surut dan arus laut yang dilakukan oleh peneliti Laboratorium Data Laut dan Pesisir, Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Ing. Widodo Setiyo Pranowo, arus laut di celah sempit antara Ketapang dan Gilimanuk bergerak menuju ke arah Selatan-Tenggara dengan kecepatan lebih dari satu meter per detik saat KMP Yunicee tenggelam sekitar pukul 19.20 WITA.

Arus tersebut lebih kencang daripada arus di Laut Bali dan sisi selatan Selatan Bali.  Sehingga saat itu elevasi muka laut di Laut Bali lebih tinggi daripada elevasi muka laut di sekitar perairan rute Feri Ketapang-Gilimanuk. Bahkan elevasi muka laut di perbatasan antara Selat Bali dan Samudra Hidia jauh lebih rendah.

Dilansir Antara, perbedaan ketinggian elevasi muka laut tersebut menyebabkan aliran air laut dari arah Laut Bali menuju Samudra Hindia melewati perairan Gilimanuk.

Jika dilihat dari sisi hidro-oseanografi, kata Widodo, kondisi selat Bali cukup unik. Sebab Selat Bali di sisi utara jauh lebih sempit daripada sisi selatan yang sangat lebar.

Sisi selatan Selat Bali langsung berbatasan dengan Samudrea Hindia, sedangkan di sisi utara berbatasan dengan laut Bali.

Pada wilayah laut yang lebih lebar pengaruh hembusan angina bisa lebih dominan. Sedangkan wilayah laut lebih sempit, maka peran pasang surut muka laut cenderung lebih dominan membangkitkan arus.

Dugaan sementara penyebab KMP Yunicee oleng adalah ketika kecepatan kapal dikurangi saat proses merapat ke Pelabuhan Gilimanuk, kemudian ada arus dari arah utara menuju sleatan, mendorong lambung kapal, sehingga menyebabkan stabilitas kapal terganggu sehingga kapal oleh dan miring.

Hal tersebut menyebabkan beban di atas kapal bergeser semua ke sisi miring yang kemudian menyebabkan kapal tenggelam.

Dari data manifest, jumlah penumpang KMP Yunicee ada 41 penumpang dan 16 anak buah kapal. Sehingga ada 57 orang di dalam kapal.

()