KARANGANYAR, solotrust.com- Lonjakan kasus covid 19 membuat pemilik usaha peti jenazah kewalahan melayani permintaan. Bahkan beberapa diantaranya harus menolak permintaan, akibat banyaknya pesanan peti jenazah dari rumah sakit. Keterbatasan pekerja dan sulitnya mendapatkan kain mori menjadi faktor mereka terpaksa hanya melayani permintaan rumah sakit sementara waktu.
Kesibukkan Yeni Jannah bersama sejumlah pekerjanya di kawasan Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar terlihat di tempat pembuatan peti jenazah. Mereka seakan berlomba dengan waktu menyelesaikan pesanan-pesanan peti dari Rumah Sakit dr Moewardi, Solo.
Warga Ngalihan, Kelurahan Lalung itu menjadi salah satu pemasok peti jenazah bagi rumah sakit milik Pemprov Jateng tersebut.
Tingginya kematian akibat covid 19 berdampak pada permintaan peti dari rumah sakit, namun keterbatasan tenaga kerja dan bahan baku membuatnya kelimpungan dalam memproduksi peti jenazah dalam jumlah besar. Pihaknya pun terpaksa menolak permintaan perorangan untuk sementara waktu.
“Saya ya kirim seadanya, ada 6 ya saya kirim 6, ada 10 ya 10. Saya kirim ke Moewardi, sebenernya banyak yang minta, tapi tidak saya sanggupi mas.” Kata Yeni, Selasa (6/7/2021).
Yeni menambahkan, saat ini pesanan meningkat lebih dari seratus persen dibandingkan dengan hari biasa, untuk harga bervariasi antara Rp 350 ribu hingga Rp 450 ribu tergantung ukuran peti jenazah.
Senada juga diungkapkan pelaku usaha peti jenazah lainnya di kawasan Tasikmadu, Irvan Saputra. Peningkatan dialami selama sebulan terakhir, namun untuk pesanan datang dari perorangan.
“Dari perorangan (pesanan -red), ” kata Irvan.
Untuk harga peti jenazah sendiri, Irfan mengakui mengalami kenaikan. Pihaknya sendiri mematok harga peti berdasarkan jenis kayu yang digunakan. (joe)
(wd)