BATU, solotrust.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siap merevitalisasi 18 sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi SMK perfilman pada 2018. Mekanisme bantuan teknis dan nonteknis tengah disiapkan guna mendukung rencana itu.
Sebagaimana dikemukakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Didik Suhardi, setidaknya ada 18 SMK tahun ini siap direvitalisasi guna menyiapkan tenaga terampil di bidang perfilman. Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan SMK tengah menyiapkan mekanisme bantuan teknis dan nonteknis guna mendorong peningkatan kapasitas SMK.
"Kemendikbud dalam hal ini Pusbangfilm dan Direktorat Pembinaan SMK dapat memberikan pembinaan kepada SMK di bidang broadcasting agar dapat menyediakan tenaga perfilman yang berkualitas," tuturnya di acara pembukaan Rapat Koordinasi Pengembangan Perfilman Indonesia di Batu, Selasa (13/02/2018) malam.
Berdasarkan hasil pemetaan, saat ini terdapat 112 SMK memiliki jurusan/peminatan broadcasting yang dapat dikembangkan menjadi SMK bidang perfilman. Kemendikbud akan memastikan pengembangan kapasitas SMK dapat menjawab tantangan perfilman nasional, khususnya dalam menghadapi era persaingan global. Hal ini sejalan dengan pengembangan salah satu sektor prioritas pemerintah, yakni industri kreatif.
"Jangan sampai nanti tenaga-tenaga perfilman nasional kita diisi oleh tenaga dari negara-negara tetangga," ujar Didik Suhardi, dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, kemdikbud.go.id, Rabu (14/02/2018).
Mendatang, Indonesia akan menjadi pasar perfilman menjanjikan. Pihaknya berharap agar selain menjadi pasar, Indonesia juga dapat memiliki industri perfilman yang dapat disejajarkan dengan Bollywood ataupun Hollywood.
Sejalan dengan upaya peningkatan kuantitas produksi film lokal dan jumlah penonton, peningkatan kualitas perfilman nasional juga terus dilakukan. Beragam kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya pemerintah daerah terkait proses produksi film sampai penyediaan tenaga terampil di level tiga sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) melalui SMK yang kewenangan pengelolaannya berada di bawah pemerintah provinsi.
"Saat ini jumlah penonton film Indonesia sudah meningkat cukup signifikan. Sebelum ada Pusbangfilm kita ketahui jumlah penonton sekitar enam belas juta per tahun. Sekarang sudah mencapai empat puluh dua juta per tahun. Ini harus kita jaga dan tingkatkan," pungkas Didik Suhardi.
()