Ekonomi & Bisnis

Meski Kondisi Sulit Selama PPKM, PHRI Imbau Perhotelan Patuh Regulasi Pemerintah

Ekonomi & Bisnis

31 Agustus 2021 15:15 WIB

Ketua PHRI Solo Abdullah Soewarno. (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com - Perhotelan dalam kondisi sulit selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlangsung sekitar dua bulan ini. Meski begitu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Solo Abdullah Soewarno mengimbau pelaku usaha hotel untuk mematuhi regulasi pemerintah.

Abdullah mengungkapkan kondisi sulit dunia usaha perhotelan terlihat dari okupansi atau tingkat hunian yang hanya satu digit saja. Akibatnya, ada yang melakukan efisiensi hingga merumahkan karyawan.



"Satu digit itu kalau yang agak lumayan bintang 4, bintang 5. Kalau 3 ke bawah ya satu digit di bawah 5% selama PPKM ini. Jadi juga ada beberapa yang dirumahkan atau giliran kerja. Jadi mungkin dalam sebulan orang itu bisa kerja cuman kira-kira 11 hari atau 13 hari itu," papar Abdullah pada Solotrust.com, Selasa (31/8/2021).

Abdullah mengharapkan para pengusaha hotel dan restoran tetap patuh pada aturan pemerintah meski banyak hal dibatasi.

"Memang saatnya kita harus patuh pada pemerintahan, intinya itu," tegas Abdullah.

Ketika ditanya soal hotel di Solo yang tutup, Abdullah menyatakan sulit untuk mendapatkan data yang konkrit karena tidak ada anggota PHRI yang melaporkan soal usaha hotel ditutup.

Selama PPKM, sejumlah hotel beroperasi seperti rumah tangga pada umumnya. Operasinal hotel bertahan dengan tabunganpemilik atau melakukan efisiensi seperti terpaksa merumahkan karyawan.

"Karena biaya paling tinggi listrik sama karyawan. Tapi sementara ini tidak ada (hotel) yang dijual," katanya.

Abdullah menjabarkan, meski level PPKM Solo diturunkan, namun belum berdampak signifikan bagi dunia perhotelan

"Darahnya hotel dari MICE sepanjang MICE-nya belum jalan ya sulit. Untuk leisure, orang main ya ada. Makanya ada yany diversifikasi dodolan (jualan) masakan," tuturnya.

Meski vaksin penduduk Solo capai 80 persen, termasuk pelaku pariwisata dan dilengkapi CHSE serta penerapan protokol kesehatan ketat, roda ekonomi perhotelan belum bisa bergerak signifikan. Sebab hotel-hotel di Solo mengandalkan tamu dari daerah lain yang kebanyakan aktivitasnya masih dibatasi.

“Hotel-hotel sudah siap beroperasi penuh sejak awal. Kapanpun pemerintah memberikan pelonggaran aktivitas bagi masyarakat, perhotelan siap beroperasi kembali secara penuh,” pungkas Abdullah.  (rum)

(zend)