JAKARTA, solotrust.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama terus mematangkan persiapan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah 2022/1443 H dalam masa pandemi.
Persiapan tersebut diantaranya integrasi aplikasi Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) dengan aplikasi PeduliLindungi terkait pembukaan akses data sertifikat vaksin jemaah umrah.
Sinergitas ini dibahas bersama oleh Tim Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus, Sistem Informasi Haji dan Umrah (Sihdu), Pusat Data dan Informasi Kemenkes, serta tim Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes.
"Saudi membutuhkan data jemaah umrah, baik yang terkait kesehatan maupun pemaketan layanan umrah. Sehingga perlu ada upaya integrasi data dalam peduli lindungi dan siskopatuh," terang Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin, pada rilis Kemenag, Kamis (14/10).
Nur Arufin menyebut data Siskopatuh berisi informasi tentang penyelenggaraan ibadah umrah, antara lain: nama jemaah, tanggal lahir, nomor paspor, PPIU, dan paket layanan umrah. Sedang data PeduliLindungi mencakup data kesehatan, khususnya vaksin dan hasil PCR.
"Kedua sistem ini dalam proses integrasi agar bisa ditampilkan saat diakses melalui QR Code," ujar Arifin.
Kasubdit Sihdu Hasan Affandi menambahkan, ada tiga opsi yang didiskusikan terkait skema penggunaan QR Code. Pertama, QR Code PeduliLindungi dicetak lalu ditempel di kartu umrah.
"Kendalanya, ada potensi salah tempel QR Code jemaah. Jika itu terjadi, maka data yang muncul akan berbeda dengan dokumen jemaah," ujar Hasan.
"Model ini digunakan oleh jemaah asal Nigeria," sambungnya.
Kedua, QR Code Siskopatuh ditempel di kartu vaksin jemaah yang telah dicetak seperti yang digunakan oleh jemaah asal Qatar dan Bangladesh.
"Opsi ketiga, kita siapkan QR Code tunggal di kartu umrah. QR Code itu akan menampilkan data kesehatan sekaligus data layanan umrah jemaah," tandasnya.
(zend)