Hard News

Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Kompak Sarungan ke Kantor

Jateng & DIY

22 Oktober 2021 12:09 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenakan baju ala santri saat ke kantor, Jumat (22/10), dalam rangka Hari Santri. (Foto: humas Pemprov Jateng)

SEMARANG, solotrust.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan ASN di lingkungan pemerintah provinsi (pemprov) kompak sarungan saat ke kantor untuk memperingati Hari Santri yang jatuh pada hari ini, Jumat (22/10).

Hal itu juga terlihat saat sidang paripurna digelar di gedung berlian, dimana sejumlah anggota dewan berpakaian ala santri. Memakai baju koko, sarungan dan berpeci.



"Selamat Hari Santri. Mudah-mudahan spirit ini bisa membawa kita lebih mencintai bangsa dan negara. Dan spirit perjuangan para ulama dan santri, menjadi semangat pengingat kita untuk menghormati guru dan kiai kita," kata Ganjar mengawali sambutan sidang paripurna.

Ganjar berharap para ASN dan anggota legislatif tidak hanya memakai baju ala santri namun juga meniru spiritnya.

"Mudah-mudahan tidak hanya sarungnya, bajunya, kopiahnya. Tapi spiritnya. Bagaimana spiritual kita menjadi baik, intelektual dan emosional semakin kuat. Kita semakin kompak," pungkasnya.

Rapat paripurna dengan berpakaian ala santri ternyata diapresiasi oleh para anggota legislatif. Mereka mengatakan mendapat suasana baru yang unik.

"Saya terimakasih, selaku bagian dari santri dan juga anggota DPRD Jateng. Hari ini peringatan Hari Santri, semangatnya Indonesia banget. Terimakasih pak Ganjar, yang mengeluarkan edaran pada seluruh OPD memakai pakaian ala santri. Ini saya ikut-ikut pakai baju santri," kata anggota DPRD fraksi PKB Ahmad Fadlun.

Hal senada disampaikan anggota DPRD fraksi Gerindra Sriyanto Saputro. Menurutnya, rapat hari ini menjadi hal baru dan luar biasa.

"Kita menghormati Hari Santri, ada informasi katanya pakai pakaian ala santri. Saya bilang pakai sarung boleh nggak, ternyata boleh. Nyaman ternyata, pakai sarung, koko, peci dan pakai sandal," katanya.

Menurutnya hal ini tidak mengurangi makna dari sidang paripurna itu sendiri. Bahkan ke depan, ia berharap hal semacam ini menjadi tradisi.

"Mudah-mudahan ini akan jadi tradisi, tentunya kita menghormati bagi agama lain. Ini bentuk kebhinnekaan. Saya rasa nggak masalah, karena ini tidak mengurangi makna dari pekerjaan," imbuhnya.

Tidak hanya memakai pakaian ala santri, ke depan mungkin saja anggota dewan rapat paripurna mengenakan pakaian adat. Sebab, di Pemprov Jateng sudah mengeluarkan aturan ASN memakai pakaian adat Jawa pada tiap Kamis dan pakain adat nusantara tiap Kamis akhir bulan.

"Tidak menutup kemungkinan. Dari tatatertib kamipun memungkinkan, sehingga suatu saat paripurna ke depan anggota dewan pakai baju adat juga nggak masalah. Ini bentuk keberagaman kami," pungkasnya.

(zend)