SOLO, solotrust.com - Keketuaan atau Presidensi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada 2022 dinilai menjadi momentum Indonesia untuk menumbuhkan optimisme dan bertindak konkret untuk mendorong pemulihan global. Apalagi tema "Recover Together, Recover Stronger" sejalan dengan semangat Indonesia yang tangguh menghadapi berbagai tantangan.
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Usman Kansong, saat Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN beberapa waktu lalu.
"Prinsip gas dan rem yang diterapkan pemerintah terbukti sangat baik mengendalikan pandemi Covid-19. Demikian juga kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat-red) sangat sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini yang dapat memulihkan kesehatan juga roda ekonomi kembali berputar,” ujar Usman Kansong, Jumat (03/12/2021).
Kata dia lebih lanjut, Presidensi G20 berlangsung hingga Oktober 2022 menjadi momentum untuk menunjukkan kepada dunia Indonesia mampu menyelenggarakan berbagai pertemuan tingkat tinggi secara aman dan terkendali, meski dalam situasi pandemi.
Salah satu hal penting yang akan dibahas adalah Global Health Architecture. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ingin mengajak dunia menghadirkan arsitektur kesehatan global inklusif, merata bagi semua negara, baik negara maju, berkembang, dan negara lainnya. Selain itu juga tentang transisi ekonomi digital dan transisi energi dari fosil menjadi energi baru dan terbarukan berkelanjutan.
"Intinya dengan menjadi Presidensi 2022, kita optimis tahun depan bisa lebih baik lagi dalam penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Syaratnya tetap menjaga protokol kesehatan, segera vaksinasi bagi yang belum, khususnya di saat Indonesia berada dalam ancaman varian baru Omicron," tandas Usman Kansong.
Terkait ancaman varian Omicron, pihaknya mengatakan jika pemerintah sudah melakukan antisipasi yang sifatnya luwes dengan menerapkan kebijakan gas dan rem. Dalam hal ini dengan melakukan pengetatan, namun jika situasi membaik akan dilakukan pelonggaran.
Usman Kansong mengingatkan, dalam konteks antisipasi, kondisi tahun depan ditentukan oleh perilaku masyarakat dalam satu atau dua bulan ini, khususnya menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Bagaimana kita menjaga prokes (protokol kesehatan) dan vaksinasi. Jangan sampai nanti setelah Nataru dan Indonesia menjadi ketua G20 kasusnya malah melonjak. Itu tidak kita inginkan. Harapannya, masyarakat berpartisipasi dalam menyukseskan Indonesia sebagai Presidensi G20 dengan bertindak sebagai tuan rumah yang baik," urai Usman Kansong.
Dalam hal ini Kominfo menjalankan fungsi komunikasi publik dengan menyampaikan manfaat besar dari Presidensi G20, yakni dampak ekonomi dan kesehatan, di antaranya produk domestik bruto (PDB) membaik dengan bertambahnya konsumsi dalam negeri, serta publikasi tempat wisata.
Ia menambahkan, Presiden Jokowi juga mengingatkan G20 jangan hanya jadi ajang diskusi tanpa hasil konkret. Hal itu akan digaungkan Kominfo ke dalam dan luar negeri.
Terakhir, memasuki 2022, Usman Kansong menekankan pentingnya optimisme dengan keyakinan bahwa ekonomi dan kesehatan dapat pulih secara berdampingan.
Sebagai informasi, G20 adalah forum kerja sama multilateral terdiri atas 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). (rum)
(and_)