Serba serbi

Tantangan Berat Dunia Farmasi di Zaman Kekinian

Olahraga

26 Februari 2018 11:54 WIB

Ilustrasi. (pixabay)

SOLO, solotrust.com - Seiring perubahan zaman, dunia farmasi menghadapi tantangan yang semakin berat. Guru besar Farmakologi Klinis, Fakultas Farmasi UGM, Prof. Zullies Ikawati mengatakan, ada banyak masalah yang dihadapi dunia farmasi di zaman sekarang.

Misalkan saja, penggunaan obat-obat terlarang seperti narkoba. "Buat saya itu tantangan. Bagaimana mengedukasi masyarakat untuk tidak menggunakan obat seperti itu," ujarnya saat ditemui di Hotel Red Chilies, Solo, Minggu (25/2/2018)



Tapi sisi lain, narkoba juga tidak muncul begitu saja. Kata dia, pastinya ada orang yang paham bidang farmasi yang membuat obat yang mengandung zat adiktif membahayakan tersebut. Hal itulah yang kemudian menjadi catatan penting bagi farmasi agar lebih bertanggung jawab dalam menggunakan ilmunya.

"Jadi bagaimana menggunakan ilmu itu untuk kemanfaatan. Kan belum lama ini beredar obat palsu, campuran PCC. Itu kalau bukan apoteker siapa lagi. Jadi tantangannya banyak godaan memanfaatkan ilmu untuk yang tidak maslahat," lanjutnya.

Untuk menyikapi liarnya penggunaan obat terlarang dan berbahaya, Zullies menuturkan diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan ahli farmasi itu sendiri. Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) harus semakin kuat dalam melakukan pengawasan. Pemerintah juga harus memberikan dukungan karena melakukan pengawasan membutuhkan biaya besar.

"Mungkin biayanya pemerintah bisa mendukung. Karena pengawasan pasti mengambil sampling, melakukan pemeriksaan di lab, pastinya kan ada fasilitas. Itu bisa ditingkatkan lagi," kata Zullies.

Sementara masyarakat juga perlu diedukasi untuk siap melaporkan jika mendapati hal aneh dalam penggunaan sebuah obat, termasuk efek samping. Contohnya seperti kasus Albothyl.

"Bagaimana dokter tahu kalau masyarakat tidak lapor. Misalkan Albothyl. Itu kan awalnya dokter -dokter gigi menemukan banyak pasien yang dijumpai, mereka mengalami masalah dengan Albothyl seperti luka dan sebagainya. Itu kan hasil di lapangan. Kalau masyarakat diam saja tidak melaporkan, dokter juga tidak tahu," tandasnya. (mia)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya