SOLO, solotrust.com - Wisata luar ruang menjadi primadona sebagian masyarakat yang mulai mencintai aktivitas nature, eco, wellness dan adventure (NEWA) sejak pertengahan 2020 seiring tren wisata telah bergeser ke alam.
Demikian ungkap Founder & CEO Azana Hotels & Resorts, Dicky Sumarsono, saat jumpa media, Senin (13/12/2021). Menurutnya, hotel mengandalkan suasana alam akan menjadi favorit baru, termasuk konsep glamping yang mulai marak dibangun di lokasi-lokasi berdekatan alam, seperti hutan, sawah, gunung hingga pantai.
"Saya yakin konsep villa dan glamping tidak akan mengambil pasar hotel building yang sudah ada. Namun merupakan pasar baru dari nonuser yang tadinya tidak melirik hotel sebagai tempat wisata, sekarang menjadi user dengan market size yang semakin besar jumlahnya. Pasar baru ini muncul sejak pandemi 2020 di mana orang-orang yang mulai menyukai wisata alam atau luar ruang ini semakin besar jumlahnya," papar Dicky Sumarsono.
Menangkap peluang bisnis dari fenomena ini, manajemen Azana Hotels & Resorts pun mulai mempersiapkan tempat menginap berkonsep glamping berbentuk villa mewah di lokasi outdoor berbasis alam dengan udara segar. Dengan target pasar di antaranya group outing, pasangan muda yang ingin staycation, milenial, korporasi, dan penggemar petualangan.
:Azana Essence ini kami bikin sesuai hasil riset di daerah wisata pegunungan, terutama di Jawa. Sejauh ini tempat menginap sudah ada, namun belum sesuai standar villa atau resort hotel berbintang. Jadi bisa dibilang Azana Essence ini mendisrupsi villa-villa yang ada, menjadi satu-satunya glamping mewah atau luxury glamping villa dengan standar hotel," jelas Dicky Sumarsono.
Lebih lanjut, Dicky Sumarsono menerangkan sejumlah unique selling point (USP) dari Azana Essence, yakni konsep villa berstandar hotel bintang. Villa dilengkapi fasilitas, seperti TV, kamar mandi, WiFi, air panas dan dingin, kasur dan sanitari standar hotel bintang, dan desain ramah lingkungan.
Menariknya, bangunan villa dirancang secara knock down sehingga instalasi villa lebih cepat, biayanya lebih efisien, memiliki ketahanan angin sampai 125 mph, tahan gempa dan tahan beban sampai 245 kg/m2. Jika dikehendaki, bangunan juga bisa di-uninstall sehingga memudahkan pemindahan villa ke area lain.
Sementara dari sisi investasi, villa ini termasuk paling efisien jika dibandingkan membangun hotel karena bisa dimulai dari sepuluh villa dan maksimal 30 villa dengan investasi per villa sekira Rp170 juta. Angka itu jauh lebih murah dibandingkan hotel budget dengan investasi per kamarnya sekira Rp250 juta.
"Artinya, investor atau pengusaha yang memiliki dana kurang dari Rp3 miliar sudah bisa memiliki villa dengan harga jual jauh mengalahkan hotel budget yang ada di tengah kota. Kami jual per malam Rp400 ribu saat weekdays dan Rp1 juta saat weekend dengan proyeksi BEP (break event point) dapat diraih dalam tiga tahun operasional," beber Dicky Sumarsono.
Rencananya, groundbreaking dan operasional Azana Essence akan dimulai akhir Januari 2022 di lima lokasi, yakni Pasuruan, Sarangan, Karangpandan, Kopeng, dan Batu. Terdapat beberapa tipe bangunan, yakni Japanese Villa, Modular Modern Cabin, Double Modular Cabin, dan Tiny Home. Dilengkapi fasilitas meeting room camp, jogging track, barbecue corner, restoran, onsen pool dan lainnya.
"Saya yakin Indonesia itu demand market-nya sangat besar sekali dengan aset yang luar biasa, yakni momentum dan tahun 2022 akan menjadi The Holden Moment of Hospitality Industry," pungkas Dicky Sumarsono. (rum)
(and_)