Pend & Budaya

Kue Keranjang, Selain Legit Ternyata Jadi Simbol Kerukunan

Pend & Budaya

1 Februari 2022 10:05 WIB

Pembagian kue Keranjang di Belitung sambut Tahun Baru Imlek (Foto: ANTARA/Kasmono)

BANGKA, solotrust.com – Imlek identik dengan warna merah dan emas, kebudayaan Tionghoa hingga kuliner khas yang memiliki banyak simbol dan harapan. Salah satu kuliner khas yang tak pernah ketinggalan saat imlek adalah kue keranjang.

Kue dengan cita rasa manis dan memiliki tekstur kenyal ini ternyata menjadi simbol kerukunan.



Tokoh Masyarakat Tionghoa asal Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ayie Gardiansyah mengatakan rasa manis melambangkan keharmonisan hubungan antar umat beragama di daerah itu.

“Kue keranjang merupakan symbol dari rasa persatuan karena tekstur kue tersebut yang lengket dan melekat,” katanya sebagaimana dilansir Antaranews, Senin (31/1).

Pembuatan kue keranjang menjelang Tahun Baru Imlek merupakan sebuah tradisi turun temurun yang masih dijalankan hingga saat ini.

Selain kue keranjang, perayaan Imlek juga disajikan aneka buah-buahan dengan rasa manis salah satunya jeruk santang.

“Imlek lekat dengan makanan dan buah-buahan yang manis karena rasa manis merupakan symbol kebahagiaan dan sebagai harapan di tahun baru,” katanya.

Ia menambahkan, selama ini kerukunan antar warga Tionghoa dan masyarakat beragama lainnya di daerah itu terjalin dengan sangat baik tanpa adanya konflik.

“Masyarakat Tionghoa hidup saling berdampingan dan menghormati sehingga kerukunan senantiasa terjaga,” jelasnya.

Ayie mencontohkan, kegiatan berbagi kue keranjnag yang dilakukan oleh warga keturunan Tionghoa RT 05B/RW 01 Dusun Air Pelempang Timur, Desa Air Palempang Jaya, Tanjung Pandan kepada umat Muslim dan masyarakat kurang mampu, merupakan wujud kerukunan antar umat beragama di daerah itu.

“Kami sangat salut dengan kegiatan ini kalau punya kesempatan kami akan kembangkan lebih luas dengan melibatkan FKUB sebagai induk kemajemukan,” tukas Ayie.

(zend)