SOLO, solotrust.com - Sebelum pandemi, perayaan tahun baru Imlek di Solo selalu meriah dengan ribuan lampion yang terpasang di sekitar Balaikota hingga Pasar Gede. Namun untuk tahun baru Imlek 2573 yang jatuh pada 1 Februari 2022 sedikit berbeda.
Panitia Bersama Imlek 2573/2022 melakukan sejumlah upaya untuk antisipasi kerumunan mengingat transmisi lokal varian Omicron telah mendominasi kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Ketua Panitia Imlek Bersama Sumartono Hadinoto menjelaskan sebenarnya tahun ini belum berencana mengadakan acara Imlek melihat situasi pandemi belum berakhir. Tetapi dua minggu lalu, Walikota dan Wakil Walikota Solo menyampaikan, situasi pandemi sudah menurun dan event-event di Solo harus segera dimulai dengan adaptasi kebiasaan baru, tidak seperti tahun-tahun sebelum pandemi.
"Sehingga banyak hal yang tidak dilakukan. Kali ini pemasangan lampion yang biasanya 5.000 menjadi hanya 1.000 lampion. Lokasinya terutama di halaman Balaikota Solo, di jembatan dan tugu jam Pasar Gede dan di jembatan baru dari Ketandan menuju Jalan Mayor Kusnanto," terang Sumartono, Selasa (25/1).
Kemudian, lampion shio tahun ini khusus dibuat sesuai tahun harimau atau macan yaitu lampion macan yang panjangnya 5 meter akan dipasang di halaman Balaikota. Ada juga lampion Dewa Uang filosofi agar rejeki di tahun harimau ini sepanjang tahun akan melimpahi kita semua. Kemudian ditambah satu lampion macan yang sudah ada tahun lalu yang akan dipasang di jembatan Ketandan.
Untuk menghindari atau antisipasi kerumunan, saklar penyalaan lampion diserahkan dari Panitia Imlek Bersama ke pihak Pemkot Solo. Kata Sumartono, Walikota Solo menyampaikan perayaan Imlek akan dikawal ketat oleh Satpol PP, Dishub, TNI, Polri, maupun satgas Covid-19 agar tidak terjadi kerumunan.
Sedangkan perayaan Cap Go Meh akan dilaksanakan di Balaikota, yang biasanya sarat acara dan tamunya mencapai 1.000 orang, kali ini dibatasi hanya 200 orang tamu undangan dan beberapa pengurus organisasi. Acara hanya doa bersama, hiburan dan barongsai. Panitia terpaksa membatalkan rencana menghadirkan 10 Liong barongsai atau naga untuk menuju Balaikota setelah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Solo mengingat mulai masuknya varian Omnicron.
"Diputuskan hanya ada satu cucuk lampah Barongsai yang akan mengantarkan Walikota Solo dari tempat transit ke tempat acara dan ada sedikit tarian Barongsai di Balaikota," kata Sumartono.
Selain itu, panitia juga mengadakan acara sosial yaitu Donor Darah bekerjasama dengan The Alana Hotel. Dan seperti biasanya ada acara Yang En Tow nanti pada 6 Februari jam 08.00-13.00 dengan target 200 orang.
"Kami menghimbau agar masyarakat yang berswafoto bisa menghindari kerumunan, dalam arti bisa antri. Ttik-titik spot foto sudah dibagi-bagi yaitu di depan Balaikota, jembatan Pasar Gede, jembatan baru Ketandan, di Pucangsawit, dan TSTJ dengan latar belakang macan yang berada di dalam kandang," jelas Sumartono.
Sumartono menambahkan, Imlek bukan semata perayaan tahun baru karena mengandung makna budaya tinggi. Selain itu, lerayaan Imlek ini sesuai visi misi panitia yaitu menjaga kebhinnekaan. Kemudian ingin membuat Solo sebagai salah satu kota destinasi wisata Imlek di Indonesia yang sudah tercapai sejak beberapa tahun lalu.
"Dan multiple efeknya adalah kami ingin mengangkat ekonomi terutama UMKM," tegasnya.
Kata Sumartono, ada 12 shio dalam budaya Tionghoa dan di antaranya ada 2 shio yang dianggap memiliki sesuatu yang besar yakni naga dan harimau. Sesuai dengan visi misi dan tema tahun ini yaitu "Tema Dengan Menjaga Kebhinekaan Kota Solo Wibawa Tahun Harimau Menghalau Pandemi", terselip harapan agar pandemi segera berakhir.
"Kami berharap dengan wibawa shio harimau, pandemi segera berakhir dan tidak ada varian-varian baru lagi," pungkas Sumartono. (rum)
(zend)